Sebelum tahun 1950 desa Bangunsari masih berupa semak, balong-balong, yang tanpa penghuni ditandai dengan lintasan sungai Bodri sebagai batas desa adalah sebelah timur sungai wilayah desa Wonosari dan sebelah barat wilayah Pidodo Wetan.
Pada tahun 1963 terjadi bencana banjir yang menjadikan aliran sungai Bodri menjadi dua dimulai dari ujung desa ini (disebut mbedahan) yang kedua aliran sungai tersebut aktih dialiri air.
Lambat laun aliran sungai tersebut mengerucut pada satu arah saja yaitu mengarah ke sebelah barat, sehingga sungai yang sebelumya tidak teraliri air dan ditegaskan dengan degan adanya pembangunan tanggul padat karya oleh pemerintah, sehingga sampai saat ini dinyatakan menjadi peta desa Bangunsari.
Ada 12 kepala keluarga berasal beberapa daerah, yang ditempatkan oleh pemda Dengan sebutan translok, dan dilanjutkan 1969 dengan menempatkan 24 kepala keluarga.
Adalah : warga sekitar lokasi translok yang mendapatkan dari penempatan pemerintah desa (Pidodo Wetan), ada kurang lebih 36 kepala keluarga.
Adalah warga pendatang dengan cara membeli/ganti rugi lahan. Yang mayoritas warga Wonigiri yang lahanya terkena waduk, selanjutnya disusul oleh beberapa warga yang mengajak sanak dan saudaranya pindah kesini dari daerah asalnya .
Berada dalam penguasaan pemerintah desa Pidodo Wetan.
Dijabat oleh pengawas – Kapten Edi.
Dijabat oleh karteker – Sumimbar
Dijabat oleh kepala desa (pertama) – Harjo Kumeri
Dijabat oleh kepala desa – Suharjoto
Dijabat oleh kepala desa – Nur Qosim
Dijabat oleh Pj kepala desa – Sakiyo Purwo Handono
Dijabat oleh kepala desa – Widodo
Dijabat oleh Plt kepala desa – Ngaderi
Dijabat oleh Pj kepala desa – Budi Suharyanto S.Sos
Dijabat oleh kepala desa – Tukul Prastiyo S.Pd
Dijabat oleh kepala desa – Suwandi