Gemuhblanten, Kec. Gemuh Lihat website

Berita
95

Kegiatan
1

Agenda
0

Potensi
0

Badan Usaha
0

Inovasi
0

Profil

Gemuhblanten adalah desa di kecamatan GemuhKendalJawa TengahIndonesia.

Desa Gemuhblanten memiliki 3 dukuh yaitu Karang Turi di RW.1, Krajan di RW.2, dan Blanten di RW.3

Desa Gemuhblanten berbatasan dengan desa Sedayu di selatan, desa Krompakan di barat, Desa Taman Gede di utara dan Desa Penanggulan di sebelah timur. Desa Gemuhblanten berjarak (+/-) 12 Km sebelah barat daya kota Kendal dan 48 km dari kota Semarang

Desa Gemuhblanten dilalui jalur alternatif Weleri-Gemuh-CepiringWeleri-Gemuh-Pegandon-Patebon-Kendal jika jalur PANTURA mengalami kemacetan.

Di Desa ini pula pusat kantor pemerintahan kecamatan Gemuh selain kantor Kecamatan Gemuh, Polsek, Koramil dan Rumah Sakit juga ada didesa ini. di desa ini terdapat Tugu Ayam Buras sebagai maskot Kecamatan Gemuh dan lapangan Bhakti yang sering digunakan sebagai tempat hiburan, di Desa ini banyak bangunan peninggalan Belanda yang pada zaman Belanda dijadikan pabrik gula dan kantor pada masanya.

Sejarah

Asal Mula Desa Gemuhblanten

Asal muasal Desa Gemuhblanten berdasarkan cerita yang berkembang dikalangan warga masyarakat Desa Gemuhblanten, nama Gemuhblanten diambil dari sejarah terjadinya Desa Gemuhblanten. Sejak jaman dahulu ada seorang petinggi Mataram yang ikut berperang melawan VOC Belanda di Batavia, beliau bernama Raden Burhan (Tumenggung Begananda) dan beliaunya enggan (gemoh) pindah dari desa ini terus kejadian tersebut lama – kelamaan dari kata gemoh dan kebetulan Raden Burhan (Tumenggung Begananda) tinggal di Dusun Blanten selanjutnya dinamakan Gemohblanten (Gemuhblanten). Raden Burhan selama hidupnya belum mempunyai anak dan meninggal dunia (mukso/ murco) masih dalam keadaan bujang, maka menambah sulit mencari asal usul maupun perjalanan hidupnya.

Dalam sastra lesan atau cerita tutur yang berkembang dimasyarakat sekitar, Raden Burhan (Tumenggung Begananda) adalah putra seorang saudagar kaya asal Banyumas yang bernama Ngadni. Saudagar Ngadni yang tewas karena dianiaya oleh seorang Sang Adipati Tegolelono karena kesalahan saudagar Ngadni yang ditanya oleh Sang Adipati Tegolelono dan jawabannya menyinggung perasaan Sang Adipati. Siapa sebenarnya orang yang telah dibunuh oleh Sang Adipati dan siapa yang bermaksud dengan anak yang “ Kalung Sarung “ itu ? Kedua orang tersebut adalah tidak lain dan tidak bukan yaitu saudagar Ngadni dan Raden Burhan (Tumenggung Begananda) waktu masih kecil.

Sementara itu Raden Burhan melarikan diri mencari selamat, akhirnya bertemu dengan seorang janda bernama Nyai Ploso Kuning. Namun karena sudah ada pengumuman dan hukum yang berlaku dari sang Adipati maka Nyai Ploso Kuning merasa takut dan menyerahkan Raden Burhan kepada salah seorang saudaranya yang bernama Ki Imran. Ki Imran nekad tidak mau menyerahkan Raden Burhan pada Sang Adipati dan kemudian ia dipanggil untuk diadili. Kepergian Ki Imran ke Kadipaten memang tidak boleh diikuti oleh Raden Burhan dan oleh Ki Imran ia dimasukan ke dalam kamar dan pintunya dikunci (digembok). Cerita dikuncinya Raden Burhan oleh Ki Imran itu kemudian hari Ki Imran lebih suka dipanggil dengan nama barunya yaitu Sigembok. Nama Sigembok juga memberi inspirasi munculnya Desa Gemuhblanten.

Kemudian Raden Burhan bertemu dengan Patih Ronggo Rese seorang yang sakti mandra guna terus akhirnya diajarkannya ilmu kanuragan dengan sebuah aji linuwih yang disebut dengan nama “Bega“. Karena Raden Burhan masih anak-anak dan aji itu telah menyatu pada dirinya, maka Raden Burhan diganti namanya oleh Patih Ronggo Rese menjadi “BEGANANDA“ ada yang menyebutnya Begolondo karena wajahnya seperti Londo (Belanda). Tokoh Begananda diceritakan tidak meninggal dunia akan tetapi mukso/ murco yaitu meninggal dengan sendirinya tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Petilasannya ada di Desa Gemuhblanten yang dipertandakan (nisannya) sebuah pohon besar yang menjulang tinggi keatas.

Tokoh ini menyimpan misteri yang luar biasa ia di yakini belum meninggal dunia hanya mukso/ murco ditempat yang sekarang dikenal sebagai makamnya. Bila orang berziarah ke petilasannya/ makamnya pasti diperingatkan oleh sang juru kunci agar tidak banyak bicara, ia tidak mau dibacakan tahlil atupun doa-doa. Tetapi sampai sekarang masyarakat Desa Gemuhblanten masih melaksanakan “ Nyadran “ yang dilakukan pada setiap bulan suro (penanggalan jawa) atau bulan Muharam. Nyadran merupakan sebuah ungkapan rasa terima kasih atas berkah panen serta keselamatan yang diterima pada tahun sebelumnya dan sekaligus upaya untuk memohon berkah dan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa pada tahun yang akan datang. Tradisi ini dijalankan dengan cara menyembelih kambing yang biasanya iurannya didapat dari Kepala Desa dan Perangkat Desa serta pemilik sawah yang berada disekitar Makam Begananda.

Lahirnya atau berdirinya Nama Desa Gemuhblanten mengandung arti yaitu dengan harapan kelak Desa Gemuhblanten menjadi desa yang terhormat dengan semua warga penduduknya dapat hidup makmur, dadag, dan berkecukupan.

a. Desa Gemuhblanten dipimpin oleh Kepala Desa pertama Rejo Kastam yang berkantor di rumah kediamanya dan dapat berjalan dengan baik, beliau selalu mendapat dukungan dari semua warganya didalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa, beliau dapat menunjukan sikapnya sebagai Kepala Desa yang pertama harus bekerja keras untuk membangun Desa Gemuhblanten. Beliau Kepala Desa Rejo Kastam sangat banyak sekali yang telah dibangun yang menyangkut sarana pertanian dan penetapan blok-blok sawah beserta pembuatan saluran-saluran pertanian blok sawah yang ditetapkan :

Blok Sirembut
Blok Beganondo
Blok Sigembok
b. Jabatan Kepala Desa Gemuhblanten diganti oleh Kepala Desa Kasmani pada tahun 1938 sampai dengan 1940.

Desa Gemuhblanten di pimpin oleh Kepala Desa yang ke 2 yaitu Kasmani yaitu : Seorang tokoh yang berasal dari Desa Gemuhblanten, dalam melaksanakan tugas Pemerintahannya di Desa Gemuhblanten, Kepala Desa Kasmani tidak terlalu lama hanya kurang lebih sekitar 2 tahun (dari tahun 1938 – 1940).

c. Jabatan Kepala Desa Gemuhblanten diganti oleh Karsini, yaitu Kepala Desa yang ke 3 yang memimpin Desa Gemuhblanten, mbah Karsini orangnya sangat dikenal oleh warganya yaitu sebagai tokoh yang bijaksana dan tegas serta mempunyai semangat yang tinggi untuk dapat memajukan Desa Gemuhblanten. Kepala Desa Karsini tidak terlalu lama hanya kurang lebih sekitar 5 tahun (dari tahun 1940 – 1945).

d. Jabatan Kepala Desa / Lurah Desa Gemuhblanten yang ke 4 dijabat oleh Bapak Sukoco Imam Susilo. mbah Sukoco Imam Susilo memimpin Desa Gemuhblanten tidak terlalu lama kurang lebih sekitar 3 tahun (dari tahun 1945 – 1948).

e. Jabatan Kepala Desa Gemuhblanten Kecamatan Gemuh yang ke 5 dipegang Bapak Sucipto.

Mbah Sucipto orangnya sangat dikenal oleh warganya yaitu sebagai tokoh yang bijaksana dan tegas serta mempunyai semangat yang tinggi untuk dapat memajukan Desa Gemuhblanten. Bapak / Mbah Sucipto menjabat sebagai Kepala Desa Gemuhblanten sampai akhir masa jabatanya yaitu selama 10 tahun (dari tahun 1948 – 1958).

f. Jabatan Kepala Desa Gemuhblanten yang ke 6 di jabat oleh Bapak S. Suwiryo dari warga Dusun Karangturi adalah hasil pemilihan Kepala Desa Gemuhblanten yang dilaksanakan pada tahun 1960, beliau Bapak S. Suwiryo dapat melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa Gemuhblanten dengan baik sampai pada akhir masa jabatan yang ditentukan oleh Perda Kab. Kendal yaitu selama 28 tahun (dari tahun 1960 – 1988).

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa dengan dibantu oleh Carik Sumaryo dan segenap Pamong Desa yang ada pada saat itu Pemerintahan dan Pembangunan serta dalam memberikan pelayananya kepada warga masyarakat sangat baik sekali, mbah S. Suwiryo sangat gigih dalam memperjuangkan rakyatnya didalam berbagai bidang ; baik di bidang Pertanian maupun dalam bidang yang lain termasuk dalam Pembangunan Jalan Desa dan Saluran untuk sarana Pertanian.

Untuk mengadakan koordinasi dan merencanakan pembangunan rapat Selapanan Desa selalu dilaksanakan setiap selapan sekali, mbah S. Suwiryo adalah Kepala Desa yang sangat dihormati dan disegani oleh warganya, pernah dalam suatu acara selapanan deso mbah S. Suwiryo, mengatakan bahwa kita akan mendapat bantuan Ayam Buras dari Pemerintah Kabupaten Kendal itu terbukti dengan di bangunkannya Tugu Ayam Buras yang ada di pertigaan Desa Gemuhblanten dan diresmikan oleh Bupati Sudono Yusup pada tanggal 6 Januari 1987. Pada tahun 1995 Mbah S. Suwiryo meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman umum Dusun Karangturi Desa Gemuhblanten.

g. Jabatan Kepala Desa Gemuhblanten yang ke 7 di jabat oleh Bapak S. Rattyanto dari Warga Dusun Blanten adalah hasil pemilihan Kepala Desa Gemuhblanten yang dilaksanakan pada tahun 1989. Bapak S. Rattyanto dapat melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa Gemuhblanten dengan baik sampai pada akhir masa jabatan yang ditentukan oleh Perda Kab.Kendal pada tahun 1999 (dari tahun 1989 – 1999). Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa dengan dibantu oleh Carik Sumaryo dan segenap Pamong Desa yang ada pada saat itu Pemerintahan dan Pembangunan serta dalam memberikan pelayananya kepada warga masyarakat sangat baik.

h. Jabatan Kepala Desa Gemuhblanten ke 8 dijabat oleh Bapak Suselo dari warga Dusun Karangturi. Pengangkatan dilaksanakan dengan cara pemilihan yang dilaksanakan akhir tahun 1999. Bapak Suselo dapat melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa Gemuhblanten dengan baik sampai pada akhir masa jabatan yang ditentukan oleh Perda Kabupaten Kendal pada tahun 2007 (dari tahun 1999 – 2007). Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa dengan dibantu oleh Carik Sumaryo dan segenap Pamong Desa yang ada pada saat itu Pemerintahan dan Pembangunan serta dalam memberikan pelayananya kepada warga masyarakat sangat baik. Pada akhir tahun 2003 dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa dibantu oleh carik baru dan carik yang lama berakhir masa jabatan yang ditentukan oleh Perda Kabupaten Kendal pada tahun 2003.

i. Jabatan Kepala Desa Gemuhblanten yang ke 9 di jabat oleh Bapak Sigit Yuliarto dari Warga Dusun Blanten adalah hasil pemilihan Kepala Desa Gemuhblanten yang dilaksanakan pada tahun 2007. Bapak Sigit Yuliarto dapat melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa Gemuhblanten dengan baik sampai pada akhir masa jabatan yang ditentukan oleh Perda Kabupaten Kendal pada tahun 2013 (dari tahun 2007 – 2013). Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa dengan dibantu oleh Sekdes dan segenap Pamong Desa yang ada pada saat itu Pemerintahan dan Pembangunan serta dalam memberikan pelayananya kepada warga masyarakat sangat baik.

j. Jabatan Kepala Desa Gemuhblanten yang ke 10 di jabat oleh Bapak Heru Setiawan dari Warga Dusun Karangturi adalah hasil pemilihan Kepala Desa Gemuhblanten yang dilaksanakan pada akhir tahun 2013. Bapak Heru Setiawan dapat melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa Gemuhblanten dengan baik sampai sekarang.

k. Jabatan Kepala Desa Gemuhblanten yang ke-11 dijabat oleh Ibu Erna Kismiati, SH. Seorang wanita karir pertama yang menjadi Kepala Desa di Gemuhblanten. Beliau dari dusun Krajan RT.002 RW.002 adalah hasil Pemilihan Kepala Desa Serentak tahun 2020. Sejak Ibu Erna Kismiati, SH menjabat banyak perubahan yang dapat dirasakan masyarakat desa Gemuhblanten contohnya pembangunan Taman Ayam Buras yang menambahkan Tag Desa Gemuhblanten yang cukup besar. Menyelenggarakan Car Free Day yang dilaunching langsung oleh Bupati Kendal Bapak Dico M. Ganinduto, B.Sc. 

Visi dan Misi


Data masih kosong

Aperatur


Foto Nama Jabatan
ERNA KISMIATI, SH Kepala Desa
PURWADI, SE Sekretaris Desa
ABDUL ROCHIM Kepala Seksi Pemerintahan
WIDODO Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat dan Pelayanan Umum
NURUDIN Kepala Urusan Umum Tata Usaha dan Perencanaan
JAMALI Kepala Urusan Keuangan
MUGIYANTO Kepala Dusun 2
MINTARSO Kepala Dusun 3

Kontak


Email

balaidesagemuhblanten@gmail.com


Telepon

082243542285


Alamat

Jalan Karanganyar No.1 Gemuhblanten


Email

51356