Desa Tirtomulyo adalah salah satu desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 382 hektar, berada di daerah perbukitan lereng utara Gunung Prau, yang menjadikan udara di wilayah ini sejuk dan cocok untuk pertanian.
Secara administratif, Desa Tirtomulyo berbatasan dengan
- Sebelah Utara: Desa Karanganyar
- Sebelah Timur: Desa Jurangagung dan Desa Manggungmangu
- Sebelah Selatan: Desa Wonodadi
- Sebelah Barat: Kabupaten Batang
Desa Tirtomulyo juga menjadi pusat pemerintahan Kecamatan Plantungan, yang dilengkapi dengan kantor kecamatan, pasar tradisional, terminal, sekolah dari tingkat PAUD hingga SMA/SMK, serta layanan kesehatan masyarakat.
Desa Tirtomulyo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Secara geografis, desa ini berada di wilayah perbukitan yang sejuk di lereng utara Gunung Prau, dengan luas wilayah mencapai sekitar 382 hektar. Letak strategis ini menjadikan Tirtomulyo sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Plantungan. Selain itu, jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Kendal dan Batang melewati desa ini, membuatnya menjadi titik penting dari sisi transportasi dan ekonomi antarwilayah. Secara administratif, Tirtomulyo berbatasan langsung dengan Desa Karanganyar di utara, Desa Manggungmangu dan Jurangagung di timur, Desa Wonodadi di selatan, dan Kabupaten Batang di sebelah barat.
Bangunan rumah sakit kusta Semarang di Pelantungan Mei 1931 (Leprozerie Pelantoengan)
Dari sisi sejarah, wilayah Tirtomulyo memiliki latar belakang yang cukup panjang. Pada masa penjajahan Belanda, kawasan ini pernah dijadikan rumah sakit khusus untuk penderita kusta karena terdapat sumber mata air panas alami yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Setelah Indonesia merdeka dan memasuki masa Orde Baru, kawasan tersebut berubah fungsi menjadi lokasi penahanan politik. Antara tahun 1971 hingga 1979, pemerintah menggunakan kawasan bekas rumah sakit itu sebagai Kamp Konsentrasi Plantungan, yaitu tempat penahanan bagi ratusan perempuan yang dituduh terlibat atau berhubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Banyak dari mereka merupakan anggota organisasi perempuan seperti Gerwani, atau istri dari tokoh-tokoh PKI. Keberadaan kamp ini sempat menjadi sorotan nasional bahkan internasional karena menyangkut isu hak asasi manusia.
foto tahanan wanita mendapatkan jatah air harian di kamp
konsentrasi Plantungan, Jawa Tengah, Indonesia, dari edisi khusus Amnesty International 1973
Setelah kamp ditutup, bangunan-bangunan di lokasi tersebut mulai ditinggalkan dan sebagian besar hancur akibat banjir bandang yang terjadi sekitar tahun 1987. Bekas kawasan kamp kemudian tidak lagi digunakan untuk penahanan, dan sebagian masyarakat memanfaatkan lokasi tersebut sebagai kawasan wisata air panas yang hingga kini tetap ramai dikunjungi.
Dalam kehidupan sosial budaya, Desa Tirtomulyo masih mempertahankan tradisi dan adat istiadat yang kuat. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan adalah slametan kematian, yang ditandai dengan penyajian makanan pasung berupa krecek dan gemblong (atau jadah). Tradisi ini banyak ditemui di Dusun Wonokambang, salah satu dusun di wilayah desa. Masyarakat mempercayai bahwa krecek menjadi simbol tempat peristirahatan roh, sedangkan gemblong adalah simbol ikatan batin antara yang hidup dengan arwah yang telah meninggal. Meskipun mayoritas warga menganut agama Islam, nilai-nilai kejawen dan norma sosial tradisional seperti “ora ilok” tetap memengaruhi kehidupan masyarakat, menciptakan harmoni antara nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal.
Dalam bidang ekonomi, mayoritas penduduk Desa Tirtomulyo bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Hasil pertanian utama meliputi kopi dan jagung, yang tumbuh subur di tanah pegunungan desa. Selain itu, beberapa warga juga menanam padi dan juga singkong sebagai penunjang kebutuhan harian. Sektor pertanian ini menjadi tulang punggung kehidupan ekonomi masyarakat desa, dengan sebagian hasilnya dijual ke luar wilayah Kendal.
Kini, Desa Tirtomulyo tidak hanya dikenal sebagai pusat pemerintahan kecamatan, tetapi juga sebagai desa yang kaya sejarah, budaya, dan potensi pertanian. Perpaduan antara jejak sejarah kelam, tradisi lokal yang masih kuat, serta semangat masyarakat yang terus berbenah menjadikan Tirtomulyo sebagai desa yang memiliki identitas khas di Kabupaten Kendal. Desa ini menjadi contoh bagaimana sebuah wilayah dapat bangkit dan memanfaatkan kekayaan alam serta budaya untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“ MENJADIKAN DESA TIRTOMULYO YANG DINAMIS ,AGAMIS DAN DEMOKRATIS “
Foto | Nama | Jabatan |
---|---|---|
![]() |
AHMAD SULIS | KEPALA DESA |
![]() |
USMAN MUNIB | SEKRETARIS DESA |