Desa Purwogondo adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Boja yang berada dibagian Selatan Kabupaten Kendal Jarak tempuh wilayah Desa Purwogondo dari Ibukota Kabupaten Kendal adalah 35 km. Desa ini memiliki luas wilayah 140.863 km2, dengan potensi lahan yang produktif diantaranya, perkebunan dan hutan.
Adapun batas-batas desa sebagai berikut :
Pusat pemerintahan Desa Purwogondo terletak di Dusun Kalongan RT 02 RW 01 dan untuk menuju Kantor Desa dapat dijangkau dengan kendaraan atau jalan kaki karena berada di jalan poros desa yang telah diaspal, berhubungan langsung dengan pusat kota Kabupaten Kendal.
Secara administratif desa Purwogondo terbagi atas 6 dusun yaitu :
Dusun Kalongan membawahi ( 1 ) RW dan ( 3 ) RT;
Dusun Mangir membawahi ( 1 ) RW dan ( 3 ) RT;
Dusun Ngijo membawahi ( 1 ) RW dan ( 2 ) RT;
Dusun Ngadipurwo membawahi ( 1 ) RW dan ( 5 ) RT;
Dusun Gading Kidul membawahi ( 1 ) RW dan ( 3 ) RT;
Dusun Geblok membawahi ( 1 ) RW dan ( 2 ) RT;
Dengan Jumlah Penduduk :
Total Jumlah Jiwa : 3.584
Laki-laki : 1.827
Perempuan : 1.757
Jumlah KK : 1.220
Jumlah Penganut Agama :
Islam : 3.272
Kristen : 251
Katolik : 49
Hindu : -
Budha : -
Kepercayaan lain : -
Jumlah Sekolah :
Paud : 1 (Swasta)
Taman Kanak-Kanak : 2 (Milik Desa)
Sekolah Dasar : 2
Sekolah Menengah Pertama : -
Sekolah Menengah Atas : -
Jumlah Lahan :
Perkebunan : 27 ha
Persawahan : 54 ha
Pertanian : 39 ha
Berdasarkan tutur tinular yang berupa penggalan-penggalan sejarah yang diceritakan oleh para sesepuh desa, berhasil dirangkai sebuah rangkaian cerita sejarah terkait dengan asal mulanya dan berdirinya desa dalam sebuah rangkaian bahasa tutur. Sesungguhnyalah sejarah desa tidak dapat dipisahkan dengan cerita babad tanah Kendal maupun sejarah perjuangan nasional Indonesia karena di dalamnya memuat berbagai bentuk perlawanan rakyat terhadap keberadaan penjajah di Indonesia.
Semenjak meninggalnya Sri Sultan Hamengkubuono pertama, Raden Eko Paksi selalu teringat pesan kanjeng Sri Sultan Pertama untuk menyebarkan agama dan membuka kampung baru, tetapi sudah berpuluh tahun kanjeng Sri meninggal beliau tidak bisa melaksanakan amanah itu karena mengalami cacat kaki dan mata, beliau hanya bisa memperjuangkan agamanya di pesantreannya saja. "(Desa Segoro Yoso Bantur)".
Ditengah-tengah beliau mengalami ke bimbangan tentang wasiat sang guru muncullah seorang pangeran pati dari kerajaan Jogyakarta yang bermaksud untuk mendalami ilmu agama dan ilmu nelayan di pesantren mil sampean dalam engkang sinuwun. "Raden Eko paksi atau kiyai walikat, tetapi sebelum raden pati itu datang beliau kyai walikat rnendapatkan perlambang dari Allah. Suatu kata-kata mutiara yang berbunyi "Tan Sarxiar Pamore-soksmo sinotmoyo ing nasepi sinempen telenge kal bu pumbukane warono tarlen sangking liyep-layape ngaluyup pindo pecateng sumu supeng supeno roso jati" yang intinya akan datang suatu santri yang bisa memegang tongkat estafet penyambung Iidah penerus sejarah Sang guru.
Dia adalah kyi Ageng Mataram yang menjadi sesepuh dan pepunden rakyat Limbangan, setelah beliau berguru di batul merasa cukup beliau di suruh sang guru kyai walikat untuk "topo ngayurn wono" sambil menyebarkan agama kearah utara dan jangan sekali-kali berhenti sebelum melewati gunung besar tiga yaitu : gunung merapi, gunung andong dan gunung setoyo him / telomoyo, pendek kata beliau mendirikan pesantren di bawah gunung medini dan disitu beliau menerima seorang santri pertama yang bernama, Suhadak, dan santri suhadak itu setelah menjadi alim dia disuruh sang guru untuk menyebarkan agama dengan syarat
(1) Mata tertutup,
(2) tidak bernafas,
(3) Harus berterbang, dan boleh menyebarkan agama apabila ditempat itu tercium bau harum bunga tunjum atau bunga suko dan sewaktu beliau tidak tahan menantan nafasnya seraya beliau menghembuskan nafas dan terjatuh dialam musha hadah, alam nyata dan tiba-tiba beliau terkejut karena mencium bau bunga tunjum dan beliau bermukim di tempat itu sekian lama beliau bermukin ditempat itu, beliau pulang ke pesantrennya memberikan kabar gembira kepada sang guru, karena usahanya telah berhasil demi takdim-nya murid kepada guru ky Suhadak itu terjadi memberikan wewenang sepenuhnya kepada sang guru untuk memberikan nama daerah itu tetapi sang guru (kyai Ageng Limbangan) berlaku bijaksana kepada suhadak untuk memberikan nama desa itu supaya anak-cucu besuk bisa menghormati hasil karya nenek moyangnya, tetapi santri itu bersih keras tidak mau pada kesempatan ini ky Agem Limbangan memberi kebijaksanaan dengan kata-kata `yen kalamun toh tumpak'e mongso kolo wrekso iki kuncoro Ian anduweni asmokurdo mongko ingsun sajugo siro sajugo" dengan maksud apa bila besuk hutan ini menjadi kampung yang terkenal dan mempunyai dua nama maka yang membuat itu aku satu kamu satu dan kyai Suhadak di beri wewenang pertama sebutan 'Purwo" yang maksudnya permulaan dia bertempat dan sang guru memberikan nama "ghondo" yang bermaksud ditempat itu dia mencium bau bunga tunjum dan sampai sekarang tempat itu di beri nama "Purwo Ghondo".
Sampai sekarang masyarakat hidup di desa itu "ayem tentrem karto raharjo sing adoh tumelu sing cepak lumaket" semoga clad cerita singkat ini bisa menumbuhkan rasa semangat untuk meneruskan perjuangan beliau dan semoga Allah dan Rosulnya juga para wali-wali khususnya setanah Jawo, Sundo dan tanah Madura tidak ke tinggalan pula mbah Suhadak bisa memberikan hidayah, syafaat dan barokah untuk kita semua pada umumnya dan masyarakat Purwogondo pada khususnya~ dan tidak ketinggalan pula kepada beliau bapak Kades sebagai song-song Agung eng telatah Purwogondo amin .
Sebagai akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan antara pembangunan daerah Kabupaten Kendal dengan pembangunan desa Purwogondo, maka sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan pembangunan Desa Purwogondo ditetapkan dalam bentuk Visi dan Misi sebagaimana yang tercantum dalam RPJMDesa Purwogondo tahun 2020 – 2026.
Visi merupakan pandangan jauh ke depan ke mana dan bagaimana Desa Purwogondo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal harus dibawa dan berkarya agar konsisten, dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi adalah juga suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan, berisikan cita –cita dan citra yang ingin diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali dan nilai- nila luhur yang dianut oleh seluruh komponen stake holder
Berpihak atas dasar kondisi obyektif serta perkembangan situasi dan tantangan di masa mendatang, maka visi Desa Purwogondo adalah :
“Kebersamaan dalam membangun demi Desa Purwogondo yang lebih maju”,
Penjelasan Visi :
Dalam rumusan Visi Desa Purwogondo Kecamatan Purwogondo Kabupaten Kendal terdapat kata kunci yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Sehingga misi berfungsi mempersatukan gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen pemerintahan desa tanpa mengabaikan mandat yang diberikan. Adapun Misi Pemerintahan Desa Purwogondo adalah sebagai berikut :
Mengandung arti mengupayakan partisipasi seluruh komponen masyarakat, pemerintah desa, lembaga desa dan swasta agar pembangunan di Desa Purwogondo mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, mempunyai integritas dan jatidiri yang dipandu oleh nilai-nilai yang luhur, berbudaya dan beragama.
Mengandung arti bahwa dengan perpaduan penguatan kapasitas Perangkat Desa dan Lembaga Desa dapat mengoptimalkan pelayanan masyarakat.
Mengandung arti bahwa sepesat apapun pembangunan yang ada di Desa tidak aka nada artinya jika masyarakat masih merasa khawatir, sehingga perlu adanya strategi yang dapat menjadikan masyarakat menjadi tentram dan damai sehingga tercipta rasa aman di Desa Purwogondo.
Mengandung arti mengembangkan Desa dengan memperkuat peran serta masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat Desa yang mengandalkan pada kekuatan sektor pertanian dan produk unggulan desa menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan produksi, distribusi dan pelayanan, mengurangi kesejahteraan sosial secara menyeluruh, perekonomian kerakyatan serta mengutamakan program penanggulangan kemiskinan.
Foto | Nama | Jabatan |
---|---|---|
AWIDA CANDRA KISTRAWAN | KADES | |
LENY NOVITA SARI | SEKDES | |
WIDIYANTO | KASI PEMERINTAHAN | |
TUGINO | KAUR UMUM | |
ROMDHONAH | KAUR KEUANGAN | |
AHMAD MUHSIN | KADUS 4 | |
ZUCHRI | KAUR PERENCANAAN | |
IDA YULIYANTI | KADUS I KALONGAN | |
EKO PRASTYO | KADUS 2-3 MANGIR NGIJO | |
KASPUT | KADUS 6 GEBLOK | |
MARYONO | KASI PELAYANAN |