Sidorejo, Kec. Brangsong Lihat website

Berita
1

Kegiatan
4

Agenda
0

Potensi
0

Badan Usaha
0

Inovasi
0



Desa Sidorejo : Desa Mandiri

05-01-2023 | BERITA

Profil

Desa sidorejo merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan brangsong kabupaten kendal. letaknya yang strategis dan jauh dari keramaian membuat desa sidorejo menjadi tempat yang sangat nyaman untuk tempat tinggal. Pemandangan yang indah dan tata letak perkampungan yang rapi menambah nilai tersindiri. coba saja kita bangun pagi keluar rumah dan apa yang kita lihat? ya matahari terbit dari warna orange sampe warna kuning sampe warna putih. jarang jarang lho ada desa yang bisa menyaksikan sun rise. :D

 

Desa Sidorejo merupakan salah satu dari 12 desa se-Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal seluas 149,510 Ha, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 

  • Sebelah Utara : Jalan Raya Pantura
  • Sebelah Timur : Sungai Butuan, Desa Brangsong
  • Sebelah Selatan : Desa Blorok, Desa Kertomulyo
  • Sebelah Barat : Desa Tosari, Sungai Blorong


Adapun orientasi ( Jarak dari pusat Pemerintahan Desa )

  • Jarak dari pusat Pemerintah Kecamatan : 3 Km
  • Jarak dari Kota Kabupaten Kendal : 5 Km
  • Jarak dari Kota Propinsi : 30 Km

Pembagian Wilayah Desa Sidorejo

1. Dsn. Pilang

2. Dsn. Srogo

3. Dsn. Kersan 

4. Dsn. Kalijaran

Sejarah

 Berdasarkan tutur tinular yang berkembang di masyarakat Desa Sidorejo, mengenai asal-usul keberadaan Desa Sidorejo, bahwa Desa Sidorejo berasal dari dua Desa yakni Desa Kalijaran dan Desa Srogo.

  1. Desa Kalijaran

    Desa Kalijaran pada awalnya terdiri dari Kalijaran, Maponsari dan Tegal. Nama Kalijaran konon ceritanya yang tertulis didalam buku BABAT TANAH KENDAL nomor 339, bahwa Tumenggung Begananda dalam perjalanannya naik kuda, sesampainya di sungai (kali) kuda tersebut berhenti lalu di mandikan, maka Desa tersebut diberikan nama Kalijaran.

  1. Desa Srogo

   Desa Srogo yang terdiri dari 3 (tiga) Dusun yaitu : Dusun Srogo, Dusun Pilang serta Dusun Kersan. Tak ubahnya dengan Kalijaran, Desa Srogo karena perjalanan Tumenggung Begananda yang naik kuda itu, sesampainya di tempat tersebut kudanya “ngesrok”, lalu kuda tersebut diberi makan kesukaannya yaitu “sego” (nasi). Maka tempat tersebut diberi nama Srogo.

  • Dusun Srogo

   Sejalan dengan bergulirnya waktu, pada sekitar tahun 1911, masyarakat Dusun Srogo sudah dilewati oleh “sepur” (kereta api) dan dilengkapi dengan keberadaan “sekip” (stasiun) oleh Pemerintah Belanda. Pada waktu itu dipimpin oleh seorang yang bernama Ratu Yuliana. Transportasi berupa kereta api tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Srogo dan sekitarnya. Terlebih pada waktu itu belum ada sarana transportasi umum lain, kecuali kereta api. Sehingga dari segala penjuru disekitar Desa Srogo sangat antusias akan keberadaan alat transportasi tersebut. Lalu mendatangai stasiun yang berada di Srogo untuk menumpang kereta api. Dengan demikian, Desa Srogo menjadi tanah dari segala penjuru karena sebagai pusat transportasi pada waktu itu. Namun lambat laun sehubungan dengan makin berkembangnya situasi serta semakin banyaknya ketersediaan sarana transportasi, hingga sekitar tahun 1965 stasiun Srogo hilang dengan sendirinya.

  • Dusun Pilang

   Dusun Pilang menurut cerita yang tertulis didalam buku Babat Tanah Kendal nomor 192-194 secara singkat bermula dari Raminten dan Surati adalah dua orang anak bersaudara dari Pakuwojo. Meskipun Pakuwojo telah menjodohkan Surati dengan Joko Tuwung, namun hati Joko Tuwung lebih condong pada Raminten (adik Surati). Raminten ternyata juga menaruh hati pada Joko Tuwung. Sikap Raminten tersebut membuat ayahnya tersinggung, sehingga Raminten menjadi sasaran amarah ayahnya.

Mengetahui ayahnya marah, Raminten melarikan diri. Ketika dalam pengejaran ayahnya, didapatinya Raminten sedang berada disebuah rumah bersama segerombolan pemuda yang juga terdapat Surati. Dengan gerak cepat Pakuwojo menampar Raminten. Tak hanya sekali, Pakuwojo menampar Raminten sekali lagi, namun untuk tamparan yang kedua kalinya Raminten dibela oleh kakaknya Surati. Akhirnya kemarahan Pakuwojo dilampiaskan pada Surati dan Raminten terus berlari dan disembunyikan oleh Joko Tuwung.

Surati terus dihajar oleh Pakuwojo dengan cara diikat. Kekasih Surati yang bernama Kidang tidak tinggal diam berusaha membebaskan kekasihnya, namun apa boleh buat kekuatan Kidang tidak sebanding untuk menandingi Pakuwojo. Sekali gertak, Kidang langsung tersungkur dan bagian pipi sebelah terkena sabetan pusaka Pakuwojo. Tempat hilangnya pipi Kidang diberi nama Pilang (pipinya hilang). Suratipun dalam keadaan terikat, akhirnya meninggal dunia.

Seiring dengan perkembangan zaman, Kalijaran yang kepala Desanya bernama Wong Sodikromo, lalu digantikan oleh Sutorejo dan Srogo yang kepala Desanya Surogati lalu digantikan oleh Kartodroso dan Kepala Desa terakhir Sutowijoyo, berdasarkan musyawarah dan kesepakatan bersama dari Kalijaran diwakili H. Bakri CS dan Srogo oleh Sutowijoyo CS. Namun pada tanggal 06 Juli 1972, Sutowijoyo meninggal dunia. Pemerintahan Desa kemudian mengadakan pemilihan Kepala Desa secara demokrasi dan Kepala Desa terpilih adalah Soemoredjo. Karena suatu hal pemerintahan Desa pimpinan Soemoredjo lengser, lalu mengadakan pemilihan kepala Desa kembali dengan kepala Desa terpilih adalah Soetriman dan setelah habis masa kerjanya digantikan jabatanya oleh Achmad Karso.

Pada masa kerja jabatan, Achmad Karso melaksanakan pengembangan perumahan + 8 Ha pada tahun 1994 dengan developer Soewardi Mangoen Soewirjo dari Semarang, dan perumahan tersebut oleh kepala Kecamatan Idris Busyairi diberi nama nama Pondok Brangsong Baru.

Namun, disebelah barat laut Pondok Brangsong Baru terdapat sepetak tanah sawah seluas + 1 Ha yang menurut rumor di masyarakat bahwa sawah tersebut pada zaman dahulu milik Desa Sidorejo. Sehubungan pada waktu itu ditemukan mayat di sawah tersebut, maka tidak ada masyarakat Sidorejo yang merawat. Kemudian tanah sawah tersebut dirawat oleh masyarakat dari Desa Tosari. Hal tersebut sesuai kesepakatan pada waktu itu, yaitu siapa yang merawat jenasah, itulah yang berhak memiliki tanah tersebut. Maka sampai sekarang tanah tersebut menjadi hak milik sebagai Bondo Desa Tosari. Yang sekarang dikenal sebagai sawah sebatang.

Adapun para pemimpin Desa Sidorejo berurutan sesuai masa baktinya adalah sebagai berikut :

  • H. Usyak ( 1932 – 1971 )
  • Sumorejo ( 1972 – 1982 )
  • Soetriman ( 1982 – 1990 )
  • Achmad Karso ( 1990 – 1998 )
  • M. Fatah ( 1998 – 2007 )
  • Sutikno ( 2007 sampai sekarang )

Visi dan Misi


Visi

Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa. Penyusunan Visi Desa Sidorejo ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di Desa Sidorejo seperti Pemerintah Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Lembaga Masyarakat Desa dan Masyarakat Desa pada umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di Desa seperti satuan kerja wilayah pembangunan di Kecamatan. Maka berdasarkan pertimbangan di atas Visi Desa Sidorejo adalah  :

 

TERWUJUDNYA DESA SIDOREJO YANG MANDIRI, INOVATIF  DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI



Misi

Misi

Misi adalah langkah-langkah yang akan dilakukan guna mewujudkan visi. Sehingga guna mewujudkan visi Desa Sidorejo, maka telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya visi Desa tersebut. Pernyataan visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di operasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, misipun dalam penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Sidorejo, sebagaimana proses yang dilakukan, maka misi Desa Sidorejo adalah:

  1. Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menangah berbasis potensi D
  2. Peningkatan akses kelembagaan ekonomi lokal untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat.
  3. Membangun lembaga pengelola dan pengembang ekonomi D
  4. Membangun organisasi Usaha Ekonomi Desa dengan pelibatan kelembagaan kemasyarakatan D
  5. Pengembangan ekonomi kelompok yang mandiri dan berkembang berbasis Teknologi.
  6. Pengembangan kerjasama dengan akademisi, investor dan dunia usaha lainnya.
  7. Menciptakan produk unggulan Desa yang kreatif, inovatif dan berdaya saing.
  8. Membuat regulasi Desa sebagai jaminan keberlanjutan kegiatan usaha ekonomi.
  9. Meningkatkan sarana dan prasarana Desa penunjang perekonomian masyarakat berbasis Teknologi dan Informasi.
  10. Mewujudkan masyarakat Desa yang kreatif dan inovatif guna menghadapi globalisasi melalui Teknologi dan Informasi.
  11. Pembinaan umat dibidang religius untuk mencapai peningkatan keimanan dan ketahanan masyarakat melalui Teknologi Informasi.
  12. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya pada bidang penguasaan Teknologi dan Informasi.
  13. Meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima, cepat dan berbasis Teknologi dan Informasi.

Aperatur


Foto Nama Jabatan
SUPRIYONO KEPALA DUSUN PILANG
SRI RUKMINI KEPALA DUSUN SROGO
KINAH KASIE PEMERINTAHAN
ACHMAD SHOLAKHODIN KAUR KEUANGAN
MURWANTORO SEKRETARIS DESA
NANANG SURYANA KAUR PERENCANAAN

Kontak


Email


Telepon


Alamat


Email