Menurut cerita para leluhur, pada zaman dahulu kala di daerah ini belum ada suatu perkampungan, namun hanya ada beberapa rumah saja. Pada suatu hari ada seorang pelancong dari Surakarta/ Solo yang bernama Raden Ahmad Irfai bersama istrinya yang bernama Raden Ayu Sekar Arini. Dan dari perkawinan tersebut mereka dikaruniai seorang putri yang diberi nama Nimas Ayu Roro Mursiyah.
Raden Aahmad Irfai yang datang ke daerah tersebut berhasil membuat perkampungan yang dalam istilah jawa disebut “MBUKAK ALAS” dan diberi nama “KARANGSUNO” yang artinya “KARANG KESUSU RINO”. Raden Ahmad Irfai punya tiga orang sahabat yaitu Ki Cebong, Demang Blandong, dan Blathong Gurung. Ketiganya adalah sahabat Raden Ahmad Irfai ketika masih di padepokan di Surakarta. Diantara ketiga sahabatnya tersebut, ada yang menjadi Jawara yang suka mabuk-mabukan dan suka merampok, yaitu Ki Cebong. Karena sering membuat onar, Ki Cebong dikubur hidup-hidup oleh warga di dalam sumur dengan posisi kepala dibawah. Sekarang makamnya dikeramatkan dan terletak persis di sebelah utara Balai Desa.
Sekitar tahun 1825 M, Raden Ahmad Irfai menyebarkan agama Islam di Desa Karangsuno, dengan dibantu oleh Mbah Suto Taruno Kingkin yang selama hidupnya tidak menikah. Pada tahun 1850 M, keduanya mendirikan gedung yang letaknya berada di RT 4 RW 1 atau ditengah-tengah antara RT 4 dan RT 5 RW 1.
Raden Ahmad Irfai meningggal pada tahun 1899 M, kemudian penyebaran agama Islam dilanjutkan oleh Mbah Suto Taruno Kingkin, setelah Mbah Suto Taruno Kingkin meninggal, dilanjutkan oleh Mbah Kyai Mashud, Mbah Kyai Abdul Latif dan Mbah Kyai Suyuti sampai dengan tahun 1925 M. Pada tahun 1926 M dilanjutkan oleh Mbah Kyai Irsyad. Pada masa kepemimpinannya, Mbah Kyai Irsyad merehab Surau yang dulu dibangun oleh Raden Ahmad Irfai menjadi sebuah Masjid, dan disebelah selatan masjid dibangun sebuah sumur dan kolam tempat wudhu, yang sampai sekarang masih digunakan. Sumur dan kolam tempat wudhu tersebut dipercaya warga dapat mengobati anak yang sering rewel dan cara pengobatannya dimandikan pada waktu bedhug Jum’at kliwon. cara mandi di sumur dan tempat wudhu tersebut, juga dipercaya bisa mendekatkan jodoh bagi orang yang ingin cepat mendapat jodoh.
Pemilihan Kepala Desa Karangsuno pertama kali digelar pada tahun 1926 M, yang kemudian terpilihlah Ngardi sebagai Kepala Desa yang dibantu oleh Carik Tikwo, yang memimpin Desa Karangsuno sampai dengan tahun 1948. Pada tahun 1948 diadakan pemilihan Kepala Desa baru yang dimenangkan oleh Sudirman, dengan masa pemerintahan sampai dengan tahun 1975 dengan dibantu oleh Carik Sutarto, dengan pamong desa Sutardjo, Su’ud, Wirjomoeh, Hasan, Kasbolah, dan Amir.
Pada tahun 1975, pemilihan Kepala Desa dikuti oleh Calon Tunggal yaitu Iskamilin Wd, dengan masa pemerintahan sampai dengan 1989. Pada Tahun 1987, terjadi pergantian Sekdes, Kaur Umum, Kaur Keuangan dan Kaur Pemerintahan Desa Karangsuno karena pejabat lama telah mencapai usia 65 tahun. Sehingga Kades Iskamilin Wd dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh empat perangkat desa baru, yaitu Sekdes Rozikin, Kaur Umum Sudarsono, Kaur Keuangan Subadi dan Kaur Pemerintahan Haryono serta dua perangkat desa lama yaitu Kamituwo Maskat yang merangkap sebagai Ymt. Modin dan Kaur Pembangunan Amir.
Pada tahun 1989, pemilihan Kepala Desa Karangsuno dimenangkan oleh Arifin, dan menjabat sampai tahun 1999. Pada masa jabatan Kades Arifin terjadi pergantian Perangkat Desa yaitu Kaur Keuangan dari Subadi diganti oleh Mawardah, Kaur Pemerintahan dari Haryono diganti oleh Sulton dan Modin dari Irwan HM diganti oleh Nasokha.
Pada tahun 1999 pemilihan Kepala Desa Karangsuno diikuti oleh Calon tunggal yaitu Sabari yang terpilih dan memerintah selama delapan tahun sampai tahun 2007. Pada masa pemerintahan Sabari, terjadi pergantian Kebayan (Kaur Pembangunan) dari Amir diganti oleh Tri Yuliarti, dan Kaur Umum dari Sudarsono diganti oleh M. Saefudin.
Pada tahun 2007 Pemilihan Kepala Desa yang dimenangkan oleh Sokimin yang menjabat sampai dengan tahun 2013. Pada masa pemerintahan Kades Sokimin, terjadi pergantian perangkat desa yaitu Kamituwo dari Maskat diganti oleh Fatkhur Rohman, dan Modin (Kaur Kesra) dari Nasokha diganti oleh Ahmad Afton.
Pada tahun 2013 diadakan Pemilihan Kepala Desa Karangsuno yang diikuti oleh Calon Tunggal dan incumbent yaitu Sokimin, yang terpilih sebagai Kepala Desa Karangsuno yang menjabat sampai dengan 2019.
Pada masa pemerintahan Kades Sokimin periode kedua, tepatnya pada akhir tahun 2017 terjadi kekosongan jabatan Sekretaris Desa Karangsuno, karena Sekretaris Desa Karangsuno yang berstatus PNS di pindah tugaskan ke kantor Kecamatan Cepiring. Dalam Pengisian Sekretaris Desa Atau Perangkat Desa Tahun 2017 ini untuk pertama kalinya seleksi Sekretaris Desa atau Perangkat Desa di adakan melalui test CAT (Computer Assisted test). Dari peserta seleksi balon Sekretaris Desa karangsuno yang berjumlah 17 orang, satu peserta nilai yang tertinggi direkomendasikan ke Camat Cepiring untuk diangkat sebagai Sekdes Karangsuno. Pada tanggal 8 Januari 2018 telah dilantik Fahrudin, SHI sebagai Sekdes Baru Desa Karangsuno.
Pada tahun 2020 diadakan Pemilihan Kepala Desa Karangsuno yang diikuti oleh 3 calon kepala desa. Dari hasil pemilihan kepala desa, Sokimin yang terpilih sebagai Kepala Desa Karangsuno periode 2020 sampai tahun 2026.
Secara keseluruhan, telah tercatat enam orang sebagai Kepala Desa Karangsuno yaitu :
NO |
NAMA |
JABATAN |
PERIODE |
KETERANGAN (L/P) |
1 |
Ngardi |
Kades |
1907-1945 |
Laki-laki |
2 |
Sudirman |
Kades |
1945-1975 |
Laki-laki |
3 |
Iskamilin Wd. |
Kades |
1975-1989 |
Laki-laki |
4 |
Arifin |
Kades |
1989-1999 |
Laki-laki |
5 |
Sabari |
Kades |
1999-2007 |
Laki-laki |
6 |
Sokimin |
Kades |
2007-2013 |
Laki-laki |
7 |
Sokimin (periode kedua) |
Kades |
2013-2019 |
Laki-laki |
8 |
Sokimin (periode Ketiga) |
Kades |
2020-2026 |
Laki-laki |