Pada sekitar empat abat (400- an) tahun yang lalu sebelum Belanda masuk ke Indonesia, maka wilayah semenanjung (pesisir) utara pulau Jawa dan wilayah pantai utara masih merupakan hutan belantara yang belum terjamah oleh manusia. Pada tahun 1700-an setelah belanda menguasai tanah jawa dan dibangunnya jalan dari Anyer sampai Petarukan oleh VOC maka daerah sekitarnya mulai berkembang.
Pemerintahan Desa Jatipurwo menurut cerita leluhur dimulai sekitar tahun 1845-an, dengan dimulainya babat alas oleh seorang tokoh dari wilayah timur yang bernamah MBAH SATAH bersama Istri, beliau ini berasal dari wilayah Yogyakarta dan pernah tinggal…. , kalau sekarang berarti masuk daerah Kecamatan Gemuh. Kedatangan Mbah Satah bersama Istri tersebut kemudian melahirkan 7 orang Putra.
Tokoh kedua berasal dari Banyumas bernama MBAH KUTUNG dan Istri, beliu mempunyai keturunan 5 orang anak putra dan putri.
Tokoh ketiga berasal dari Yogyakarta bernama MBAH MERTO dan Istri, beliu mempunyai keturunan 2 orang anak.
Sebagai mana kebanyakan orang Jawa pada masa itu ketiga tokoh tersebut adalah merupakan tokoh yang mempunyai kesaktian dan daya linuwih dalam olah kanuragan (bathin), sehingga beliu-beliau berani masuk kewilayah desa Jatipurwo ini yang dikenal sangat angker (wingit) dan ditumbuhi pepohonan yang besar-besar, yang salah satunya adalah pohon jati yang merupakan cikal bakal nama dari Desa Jatipurwo yang menurut cerita artinya adalah (pohon Jati yang Besar). Dari ketiga tokoh tersebut telah berkembang mulai dari anak dan cucu yang hingga saat ini tinggal diwilayah Desa Jatipurwo.
Ketokohan dari para perintis Desa Jatipurwo ini sudah cukup dikenal oleh daerah-daerah lain hal tersebut dapat dibuktikan dengan bentuk dari wilayah atministratif Desa Jatipurwo yang berbentuk sebagaimana sebilah pusaka (baca : keris) yang membujur dari arah selatan ke arah utara, sebagaimana kepercayaan orang-orang Jawa yang meyakini bahwa pusaka Keris mempunyai kekuatan mistis.
Simbul pohon jati yang besar sebagaimana legenda dari nama desa Jatipurwo dapat dibuktikan oleh kenyataan pada sekitar tahun 2001 diareal persawahan masih ditemukan pohon-pohon Jati yang cukup besar dalam jumlah yang banyak dan berhasil diangkat dikedalam sekitar 7 – 10 meter didalam tanah. Hal tersebut dapat membuktikan untuk generasi muda sekarang.
Sebelum kemerdekaan Pemerintah Desa Jatipurwo konon kabarnya dimulai sejak tahun 1880-an yang menjabat lurah pertama yaitu Mbah Wongso Semito yang menjabat kepala Desa sekitar 50 tahun dan berakhir tahun 1922.
Pada tahun 1922 yang menjabat kepala Desa adalah Mbah Reso Wijoyo yang merupakan anak dari Mbah Wongso Semito, beliu menjabat kepala Desa kurang lebih 30 tahun sampai dengan tahun 1955.
3. SEJARAH DESA JATIPURWO SETELAH KEMERDEKAAN
Pemerintahan Desa Jatipurwo setelah kemerdekaan telah melaksanakan pemelihan Kepala Desa sebanyak 5 (lima) kali. Pemilihan kepala Desa yang pertama dilaksanakan dengan demokratis yaitu pada tahun 1956, dan yang terpilih sebagai kepala Desa yang pertama setelah Kemerdekaan adalah Bapak Jumar dan beliu menjabat sampai dengan tahun 1959. Kemudian berturut sbb;
Wilayah administratif desa Jatipurwo disajikan lebih terperinci kedalam Peta administrasi Desa Jatipurwo seperti tersebut dibawah ini.