Dawungsari, Kec. Pegandon


SEJARAH DESA DAWUNGARI

 

                        Asal mula Desa Dawungsari tak lepas dari beberapa para Tokoh Masyarakat pada masa jaman Kerajaan Terutama pada pasa Kasultanan Pajang sampai pada berdirinya Mataram.

 

                  Setelah sultan pajang yaitu SULTAN HADI WIJOYO  mangkat( Meninggal ) maka tahta kasultanan jatuh ketangan Pangeran Benowo. Namun dalam sidang keluarga/Kerabat Pajang yang dihadiri oleh Putra sendiri yaitu Pangeran Benowo dan Putra menantu yaitu ARYA PANGIRI serta guru besar Sultan hadi Wijoyo yaitu SUNAN KUDUS yang merupakan sesepuh dikasultanan Pajang. Dalam sidang itu diputuskan yang meneruskan tahta kasultanan Pajang adalah ARYA PANGIRI atau Adipati Demak yang berstates Putra Mantu, sedang Pangeran Benowo diberi jabatan baru yaitu sebagai adipati Jipang Panolan.

 

Disadari atau tidak keberhasilan yang didapat oleh Arya Pangiri adalah merupakan INTERVENSI terhadap keturunan sah Kasultanan Pajang yaitu Pangeran Benowo. Karena ia menggunakan nama dan juga kebesaran serta kharisma Sunan Kudus untuk  menyingkirkan Pangeran Benowo dari tahta Kasultanan Pajang sebagai penerus yang sah.Namun dimanapun dan dengan jalan apapun kebenaran tetap akan menang.

 

Awan tebal makin menyelimuti Wilayah dan kasultanan Pajang.Karenasetelah Arya Pangiri menduduki tahta Kasultanan Pajang, para pembesar pajang mulai disingkirkan dan diganti oleh orang orang Demak.Karena hal tersebut maka banyak para mantan pembesar dan warga banyak yeng pindah ke Kadipaten Jipang Panolan mengabdi pada Pangeranbenowo.Kartena kehidupan di Kasultanan Pajang dibawah kepemimpinan Arya Panguiri makin tidak menentu.

 

Sementara diwilayah Jipang panolan desakan demi desakan terus mengalir kepada Pangeran Benowo untuk menyingkirkan Arya Pangiri dari dampar Kasultanan Pajang. Karena banyaknya desakan tersebut, maka Pangeran Benowo meminta pertimbangan kepada Kakandanya  SUTOWIJOY0  atau( Panembahan Senopati ) 

yang isinya :  Bila kakanda setuju, maka jalan terbaik dari jalan yang terjelek adalah merebut kembali tahta Kasultanan Pajang dari Tangan Arya Pangiri.

 

Akhirnya perebutan kekuasaanpun terjadi dan Kasultanan pajangpun dapat kembali ketangan Pangeran Benowo penerus sah kasultanan Pajang karena beliau adalah Putra tertua dari Sultan Hadi Wijoyo.Kini Kabut kelam telah sirna dari wilayah Pajang dan kini berganti dengan kecerahan yang amat sangat cerah secerah hati para penduduk dan masyarakat Kasultanan Pajang.

 

Sedangkan Arya Pangiri dikembalikan ke Demak beserta seluruh Keluarganya.Selanjutnya Pangeran Benowo kembali menduduki Tahta Kasultanan Pajang menggantikan ayahandanya Sultan Hadi Wijoyo. Namun belum sampai satu tahun Pangeran Benowo menduduki tahta Kasultanan Pajang, Pangeran Benowo pergi meninggalkan  Kasultanan Pajang. Dan kepergianya itu tak tahu kemana rimbanya, sehingga kasultanan Pajang kembali kosong, Maka kasultanan Pajang diteruskan oleh adik Sutowijoyo yang bernama Gagak Bening atau Raden Tompe pada Th  ( 1588–1591 ).Setelah itu digantikan oleh Putra Pangeran benowo yang bernama RIDIN SIDOWINI atau BENOWO PUTRA(1591–1617).Dengan setatus Adipati Pajang bukan Sultan Pajang.Setelah tahun 1617 Kasultanan Pajang sudah tidak ada lagi.

 

Maka atas ide dan strategi dari KI JURU MARTANI Senopati SUTOWIJOYO menamakan diri PANEMBAHAN SENOPATI ING ALOGO PANOTOGOMO sebagai raja Mataram pertama. Setelah menjabat sebagai raja langkah pertama yang beliau tempuh adalah mensejahterakan (Mengangkat derajat saudara saudaranya) Diantaranya  :

 

Raden Tompe diganti Nama Kebesaran menjadi Pangeran Gagak Bening

Raden Santri diganti Nama Kebesaran menjadi Pangertan Singosari

Raden Jambu diganti Nama Kebesaran menjadi Pangeran Mangku Bumi                    

Termasuk keturunan dari Ki Penjawipun tak ketinggalan diangkat  derajatnya mereka adalah :

Kembang joyo diganti Nama Kebesaran menjadi Pragolo pati

Raden Asnawi diganti Nama Kebesaran menjadi Kosimun Cokro Negoro

Yang selanjutnya diangkat menjadi ( Hakim/Pengulu ( LEBE ) Kerajaan Mataram pada waktu itu.yang bertugas memecahkan atau mengadili setiap permasalahan dilingkup istana ataupun yang datang dari pelosok penjuru Mataram yang dilaporkan sampai istana.

 

Sosok KOSIMUN COKRO NEGORO adalah seorang yang pendiam berwibawa,serta kharismatik dan tegas dalam bersikap. Biarpun sebagai pejabat keraton namun beliau tetap bersahaja, merakyat dan jauh dari sifat iri dengski, angkuh, sombong serta adigang adigong adiguna.

 

Sehingga beliau mendapat kepercayaan penuh dari Raja Mataram Panembahan Senopati.Dari sifat yang bersahaja dan merakyatnya itulah maka beliau mendapat tempat dihati para pembesar istana terlebih lebih dihati para rakyat di seluruh antero Mataram.

 

Sepeninggal Pangeran Benowo dari keratin pajang pada Tahun 1588 dan setelah PanembahanSenopati mengnagkat diri menjadi raja pada kerajaan mataram pada tahun 1617, Maka pada tahun 1627 Panembahan Senopati mengirim dua orang utusan untuk mencari dimana keberadaan Pangeran Benowo adiknya.

 

Dalam Babat tanah jawa dijelaskan bahwa mengenai dua orang utusan tersebut bertemu dengan seorang Pande besi yang berdiam ditengah hutan. Dan oleh dua utusan itu dikira orang tersebut adalah Pangeran Benowo, Namun dalam tulisan H.J De Graf Pande besi itu ternyata adalah Ky JEBENG PEGANDON Maka dikasihkanya Surat dari Panembahan Senopati tersebut Kepada Ky Jebeng. Setelah dibacanya surat tersebut maka kY Jebeng memberikan jawaban : Bawa pulang kembali surat ini aku tidak mau diundang dan aku tidak mau datang. Lagipula aku tidak mau mengabdi pada seorang raja.

 

Kemudian kedua utusan itu pulang sambil kembali membawa surat Panembahan Senopati itu.dan ternyata kedua utusan itu telah keliru memberikan surat tersebut.

Kemudian Panembahan Senopati mengutus kembali dua orang yang dalam keterangan Babat tanah jawi mereka adalah Raden Janbu dan Raden Asnawi (Pragolapati dan Kosimun Cokro Negoro ).

 

Yang tertulis dalam babat tanah jawi sebagai berikut  :Lumakune utusan PANEMBAHAN SENOPATI ING ALOGO PANOTOGOMO ing mataram kang kapindo saperlu ngupadi oncating panguasa kasultanan pajang ( Pangeran benowo ) soko dampar kasultanan pajang kang tumuju ono ing alas paraan kang ancer ancere ing arah lor kulon.

 

Dalam perjalanan pencarian itu mereka singgah atau istirahat dibawah sebuah pohon yang sangat rindang dan condong ketengah jalan.Ternyata pohon itu konon daunanya banyak dijadikan obatpenyakit panas dan penyakit Muntaber oleh orang orang sekitar Dan banyak orang menyebutnya dengan pohon Kedawung.

 Dan karena keberadaanya yang ditepi jalan yang ramai lalulalang para penduduk maka Kosimun Cokro Negoro berkata pada Adiknya Pragolapati “ Kelak pada akhir zaman tempat ini akan aku kasih nama DAWUNGSARI “ Yang berarti RAMAI /WARAS.Kemudian kedua utusan itu kembali melanjutkan perjalannanya mencari Pangeran Benowo.

 

Dari cerita tutur yang diriwayatkan oleh Sesepuh Desa Dawungsari makam yang berada di desa Dawungsari itu bukan Jasatnya akan tetapi sebuah peninggalan yaitu Sebuah Bungkul Theklek dan paseban atau Petilasan. Kemudian atas prakarsa Ky Muhtari petilasan itu kemudian di bangun seperti yang dapat kita lihat bersama sekarang ini, adapun Pembangunan itu dilakukan sekitar Tahun 1926.Makanya sampai sekarang dapat kita kenal bahwa yang Mbubak yoso Desa Dawungsari adalah KOSIMUN COKRO NEGORO.

 

Adapun terkenal dengan Sebutan Lebe Kedawung, Karena Pada waktu itu beliau menjabat sebagai Lebe/Pengulu di Keraton mataram.Kemudian dari cerita tutur juga di ceritakan bahwa Desa Dawungsari pada waktu itu tidaklah seluas sekarang.Karena Wilayah Dawungsari Pada waktu itu hanyalah Di Wilayah Krajan Dan sebagian tegalsari.Adapun Jonggolan dan Tegalsari sebagian pada waktu itu masuk wilayah Perboan kidul dibawah Komando Pangeran Jonggol, Beliau adalah pengawal Setia Panglima proboan dari mataram.

 

  1. Desa Dawungsari yang dipimpin oleh Lurah/Demang yang bernama Bp.Mintorejo di sekitar tahun 1830  yang berkantor  di rumah kediamanya Desa Dawungsari yang sekarang  tepatnya  di  wilayah  dusun  Krajan Rt.01  Rw. II

 

  1. Desa Jonggolan yang dipimpin oleh Lurah/Demangyang bernama Mbah Demang Waliya sekitar tahun 1830 yang berkantor di rumah kediamanya Desa Jonggolan yang  sekarang tepatnya  di  wilayah  dusun  Jonggolan  Rt.03  Rw.I

 

Kedua Tokoh Lurah Mintorejo Lura Mbah Waliyah sangat  begitu  mendambakan  persatuan  yaitu  bersatunya  para penduduk Desa  Dawungsari dan Desa Jonggolan  agar  dapat hidup tentram dan makmur dalam  satu  desa  yang  kuat.

 

                 Dengan  pemikiran dan pengorbanan yang  besar  dari  para  tokoh  lurah dalam   memperjuangkan Rakyatnya, mengingat  pada  saat  itu  dari  masing-masing Desa areal sawahnya sangat tandus karena tidak adanya saluran pengairan untuk mengaliri sawah sebagai  matapencaharian  para  petani  untuk  bercocok  tanam padi sebagai makanan pokok disamping petani banyak sekali warganya yang bekerja sebagai pemelihara sapi, sehingga dari dulu desa ini dikenal dengan Gerobak. Sapinya yang digunakan sebagai armada angkutan barang.

 

                                Kemudian dengan berbagai  pertimbangan  dan  alasan-alasan yang intinya adalah demi persatuan dan  kemakmuran  diantara  dua  desa :

  1.   Desa   atau Kademangan  Jonggolan
  2. Desa Atau Kademangan Dawungsari

       Kemudian dua Tokoh Lurah mengadakan rembug bersama dan memutuskan  bergabung untuk mewujutkan satu Desa  yang  kuat dan makmur, sehingga kurang lebih di tahun  1830    Lahirlah  Nama  Desa  Dawungsari  dengan  meliputi  wilayah, tiga  dusun  yaitu :

  1. Dusun Jonggolan   dengan  mengambil  Nama  Desa  Aslinya
  2. Dusun Krajan  Sebagai ganti Desa Aslinya,  karena letaknya yang berada di wilayah  tengah sehingga  diberi  Nama  Dukuh Krajan Sekalian sebagai pusat pemerintahan pada waktu itu.
  3. Dusun Tegalsari karena letaknya yang berada di paling ujung timur lagi pula kondisi tanahnya masih berupa tegalan sehingga diberi Nama Tegalsari

 

                          Lahirnya atau berdirinya Nama Desa Dawungsari mengandung arti yaitu dengan harapan kelak Desa Dawungsari menjadi desa yang terhormat  dengan semua warga  penduduknya dapat hidup makmur, sehat, dan berkecukupan, karena Nama  Dawungsari mempunyai 2 arti  kata yaitu :  Dawung berarti waras atau sehat sedang sari berarti ramai atau makmur. Sehingga kelak diharapkan dapat menjadi Desa yang Kuat karena masyarakatnya semua sehat sehingga dapat menjapai kemakmuran hingga pada akhirnya menjadi Desa yang terhormat.

  1. Desa Dawungsari dipimpin oleh Lurah pertama Mintorejo yang berkantor di rumah kediamanya diwilayah dusun  Krajan sekarang dapat berjalan dengan baik, beliau selalu mendapat dukungan dari semua warganya didalam  melaksanakan tugasnya sebagai Lurah, beliau dapat  menunjukan sikapnya sebagai Lurah yang pertama harus  bekerja  keras  untuk  membangun  Desa  Dawungsari.

 

Dengan  dibantu oleh segenap Pamong  Deso  yang  ada  pada  saat  itu, Mbah Lurah Tuwo  yaitu sebutan dari  beliau Lurah Mintorejo sangat banyak  sekali  yang  telah dibangun yang  menyangkut sarana pertanian  dan  penetapan  blok-blok sawah beserta pembuatan saluran-saluran  pertanian  blok  sawah yang  ditetapkan :

 

            Blok  Mendung

  1. 2. Blok   Blok Dawung
  2. 3. Blok   Jonggolan

 

Mbah Lurah Tuwo adalah Tokoh yang sangat arif dalam memimpin dan mengayomiwarganya  beliau  selalu  baik  tidak  pernah  menekan  kepada warganya 

 

  1. Jabatan Lurah Desa Dawungsari diganti oleh  Noto sukir, dari Dukuh Tegalsari   pada  tahun 1874. Desa Dawungsari di pimpin oleh  lurah yang  ke  2   yaitu   Bp Noto sukir yaitu; Seorang tokoh yang berasal dari Dukuh Tegalsari membawa bayak kemajuan dan petanipun mulai berkembang dan meningkat penghasilanya, sehingga warga Desa Dawungsari makinkelihatan rukun dan guyub.

 

  • Jabatan lurah Desa Dawungsari diganti oleh Bp Tirtorejo, sekitar tahun 1914 yaitu lurah  yang 

 

ke - 3. Tirtorejo  dari Dukuh Jonggolan orangnya  sangat  dikenal  oleh  warganya yaitu sebagai tokoh yang bijaksana dan tegas serta  mempunyai semangat yang tinggi untuk dapat memajukan Desa Dawungsari. Sebagaimana yang  didambakan oleh para tokoh yang  lain  atau  sesepuh  lurah dulu  sebelum   adanya  penggabungan  2  Desa   menjadi  1  Desa yaitu Desa Dawungsari.

 

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Lurah Mbah  Tir  dengan  dibantu oleh segenap Pamong Desa yang ada pada saat itu

 

Pemerintahan dan Pembangunan serta dalam  memberikan  pelayananya  kepada  warg masyarakat sangat baik sekali, mbah Tir sangat gigih dalam memperjuangkan  rakyatnya  didalam  berbagai  bidang;  baik di bidang Pertanian maupun dalam bidang yang lain termasuk dalam  Pembangunan Jalan Desa dan Saluran untuk sarana  Pertanian

 

Mbah Tirtorejo  memegang tampuk kepemimpinan Desa  Dawungsari.sampai Pada tahun 1944 atau selama 30 tahun.

 

  1. Jabatan Kepala Desa / Lurah Desa  Dawungsari yang  ke4 dijabat oleh Bapak  Rapingi            yang dilantik sebagai  Kepala  Desa  Dawungsari   hasil  pemilihan Kepala Desa yang dilaksanakan pada tahun 1944 dalam melaksanakan  tugas Pemerintahan   dan  Pembangunan  sebagai  Kepala  Desa  Dawungsari  Kec.Pegandon dibantu oleh Carik Bp Moh Ichwan dan para perangkat desa yang lain

 

Bapak Lurah Rapingi banyak membawa  perubahan untuk Desa  Dawungsari  termasuk  bangunan Balai Desa Dawungsari yang dibangun  pada  tahun  1965 dan membangun SD Inpres pada tahun 1970. Maka mulai saat itu pendidikan mulai memiliki gedungpendidikan sendiri yang berada dilingkup wilayah Desa Dawungsari.

 

  1. Jabatan Kepala Desa Dawungsari Kecamatan Pegandon yang ke 5 dipegang oleh Bapak Suharno Warga dari Dusun Krajan hasil pemilihan Kepala Desa Pada tahun  1990. Dalam  melaksanakan tugas Pemerintahan dan Pembangunan  sebagai Kepala Desa Dawungsari banyak sekali membawa kemajuan pembangunan di Desa  Dawungsari pada berbagai  bidang,

 

baikpembangunan Fisik maupun Non  fisik  termasuk Pernah menjadi juara I Lomba Desa baik ditingkat Kecamatan.Kabupaten Maupun tingkat Karesidenan dan Propinsi.

 

Bapak Suharno menjabat sebagai Kepala Desa  Dawungsari tidak sampai akhir masa Jabatanya yaitu 8 tahun sesuai dengan peraturan daerah kab. Kendal.karena menderita penyakit dan akhirnya meninggal dunia pada tahun 1996

 

  1. Jabatan Kepala Desa Dawungsari yang ke  6  di jabat oleh BpAbdul Kholiq yaitu YMT yang diangkat dari salah satu kasi di Kecamatan Pegandon beliau Bapak Abdul Kholiq  dapat  melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa Dawungsari  dengan baik sampai pada akhir masa jabatan yaitu  selama   2  tahun.

 

  • Jabatan Kepala Desa Dawungsari yang ke 7 di jabat oleh Bp.Sugiyono dari Warga dusun Tegalsari adalah  hasil pemilihan Kepala desa Dawungsari yang dilaksanakan pada tahun 1999 Bapak Sugiyono dapat melaksanakan tugasnya  sebagai Kepala Desa Dawungsari dengan baik sampai pada  akhir masa jabatan yang ditentukan oleh Perda Kab.Kendal pada tahun 2007. Kemudian mencalonkan lagi dan kembali menjadi kepala Desa Dawungsari Periode yang kedua. Akan tetapi di periode yang kedua beliau tidak sampai selesai karena mengundurkan diri untuk ikut mencalonkandiri sebagai calon Legislatif

 

  • Jabatan Kepala Desa Dawungsari ke 8 dijabat oleh PJ yaitu Bp. M. Mokhid dari Dusun Krajan. Yang meneruskan segala program dari Bp Sugiyono yang belum terselesaikan. Sampai mengawal

terlaksananya Pemilihan Gubernur dan Pemilihan Kepala Desa yang baru Bp Mokhid ini merupakan keturunan ke 5 dari Lurah/Demang dawungsari yang pertama yaitu Demang Mintorejo

 

  1. Jabatan Kepala Desa Dawungsari yang ke 9 dijabat oleh BP Istanto dari dusun Krajan. Bp Istanto ini kalau ditarik garis lurus masih ada keturunan dari Demang Jonggolan yaitu Demang Waliyah

Bp Istanto menjabat Kepala Desa Dawungsari merupakan hasil Pemilihan Kepala Desa yang dilaksanakan Pada Tanggal 26 Agustus 2013

 

  1. Jabatan Kepala Desa Dawungsari ke 10 dijabat oleh Penjabat Kepala Desa yaitu Bp. SETYONO Yang ditugaskan oleh pihak kecamatan untuk mengisi kekosongan Jabatan KEPALA DESA Dawungsari karena menunggu pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak sekabupaten Kendal tanggal 18 Maret 2020

Belum sampai selesai jabatan bapak setyono mengundurkan diri dari penjabat desa dawungsari dikarenakan ingin  ikut pemilihan kepala desa di desa karangmulyo

 

  1. Jabatan Kepala Desa Dawungsari ke 11 dijabat oleh Penjabat Kepala Desa yaitu Bp. KISWANTO Yang ditugaskan oleh pihak kecamatan sebagai pengganti bapak SETYONO karena mengundurkan diri sebagai penjabat kepala desa Dawungsari

Bapak KISWANTO Melaksanakan tugasnya sebagai PJ KADES DAWUNGSARI dengan baik sampai pelaksanaan pemilihan Kepala Desa Serentak kabupaten Kendal tahun 2020 termasuk Desa Dawungsari

 

  • Jabatan Kepala Desa Dawungsari yang ke 12 di jabat oleh Bp. ACHMAD ISROFI dari Warga dusun Krajan, Beliau adalah  Kades terpilih hasil pemilihan Kepala desa Dawungsari yang dilaksanakan pada Tanggal 18 Maret 2020, Masa Periode Th. 2020-2026. Bapak ACHMAD ISROFI adalah putra ke-4 Tokoh Ulama Desa Dawungsari bernama Bp. Kyai Munawir, seorang  kyai pemangku masjidAl - Mutaqin di Desa Dawungsari.

Visi dan Misi Bp. Achmad isrofi adalah Dawungsari menuju “MASJID” , yang mana singkatan dari makmur, berkah, sehat, jaya, indah dan damai , Dengan harapan tercapainya Dawungsari yang sejahtera kedepanya.

 

NAMA-NAMA DEMANG/ LURAH/KEPALA DESA

SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA DAWUNGSARI

 

 

No

PERIODE

NAMA KEPALA DESA

KETERANGAN

 

1

1830  s/d  1874

MINTOREJO

 

2

1874  s/d  1914

NOTO SUKIR

 

3

1914  s/d  1944

TIRTOREJO

 

4

1944  s/d  1990

RAPINGI

 

5

1990  s/d  1996

SUHARNO

 

6

1996  s/d  1998

ABDUL KHOLIQ

Penjabat KADES

7

1998  s/d  2013

SUGIYONO

 

8

1913  s/d  2013

M. MOKHID

Penjabat KADES

9

2019  s/d  2019

ISTANTO

 

10

2019  s/d  2019

SETYONO

Penjabat KADES

11

2019  s/d  2019

KISWANTO

Penjabat KADES

12

2020  s/d  Sekarang

ACHMAD ISROFI

 

 

SEKILAS KEGIATAN/PROGRAM KADESA

DESA DAWUNGSARI SEJAK AWAL BERDIRI SAMPAI SEKARANG

 

No

PERIODE

 

KEGIATAN PEMBANGUNAN

 

1

1830  s/d  1874

Membangun Dawungsari  disegala bidang terutama terfokus dibidang pertanian dari pembagian blok sampai pada pembuatan berbagai saluran yang dibutuhkan untuk pengairan sawah selain itu juga pembuatan jalan dan saluran air yang ada ditengah pemukiman warga.

 

2

1874  s/d  1914

Melanjutkan pembangunan yang belum terselesaikan dan juga membenahi infrastruktur yang ada demi peningkatan penghasilan dan taraf hidup rakyatnya

 

3

1914  s/d  1944

Meningkatkan konsolidasi dan kerjasama antar Desa demi kemajuan Desa Dawungsari selain itu juga membangun jembatan penghubung antar Desa dan juga jalan diarea pertanian agar para petani dengan mudah mengangkut hasil panennya.

 

4

1944  s/d  1990

Dalam Era ini Pemerintahan kembali ke wilayah Krajan dan Desa Dawungsari semakin maju dan taraf hidup masyarakatnya juga mulai beranjak menbaik sampai dapat membangun sebuah kantor balai Desa dan gedung sekolah. Demi peningkatan SDM warganya.

 

5

1990  s/d  1996

Masih mengutamakan pendidikan dengan berhasil merintis pendidikan usia dini (TK) dan juga membangun gedungnya .juga pembangunan jalan desa mulai diperbaharui sesuai dengan keadaan jamanya. Aspal pun mulai masuk desa .Dan jembatan pun mulai mengggunakan jembatan beton.sehingga Dawungsari mulai di kenal diwilayah Kendal dan sekitarnya dengan menjuarai berbagai macam lomba desa baik ditingkat Kawedanan, Kabupaten bahkan tingkat Provinsi

6

1996  s/d  1998

Karena dalam era ini Kepemimpinan dilanjutkan oleh PJ maka tidak terlalu signifikan hanya melanjutkan dan menyelesaikan semua program yang belum terealisasi

7

1998  s/d  2013

Di era kepemimpinan Bapak Sugiyono pembangunan mulai merata segala sektor baik pertanian, pendidikan umum maupun agama gedung TPQ pun di bangun sehingga akhlaqul  karimah juga diperhatikan. Sehingga dawungsari semakin melejit namanya sesuai dengan cita citanya

8

2013  s/d  2013

Kemudian dilanjutkan Oleh PJ yang hanya dalam waktu kurang lebih 6 bulan maka hanya menjaga kesetabilan desa dan yang terpenting keamanan dan ketentraman tetap dalam suasaa kondusif biarpun ada berbagai acara pemilihan pemilihan

 

9

2013  s/d  2019

Dari sedikit demi sedikit membawa desa kearah yang lebih maju dengan mengacu pada visi dan misinya

 

10

2019 s/d  2019

Sebagai Penjabat Kepala Desa bertugas Mengantarkan Dawungsari ke pemilihan kades serentak kab. Kendal tahun 2020

12

2020 s/d  Skarang

Dengan Visi Misi Dawungsari menuju “MASJID” ingin membangun Desa Dawungsari yang lebih Makmur, Berkah, Sehat, Jaya, Indah, dan Damai

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Dalam penyusunan sejarah atau silsilah desa ini tidak lepas dari yang namanya babad, cerita tutur, dan berbagai sumber buku atau pustaka yang ada dan berkaitan dengan waktu dan kejadian atau peristiwa dimasa yang telah lampau.

 

Dalam penyusunan sejarah atau asal mula Desa Dawunghsari Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal ini berdasar pada     :

 

  1. Babad tanah jawi
  2. Babad pajang
  3. Babat Mataram islam
  4. Cerita tutur tinular masyarakat dan sesepuh setempet.