SEJARAH DESA DAWUNGARI
Asal mula Desa Dawungsari tak lepas dari beberapa para Tokoh Masyarakat pada masa jaman Kerajaan Terutama pada pasa Kasultanan Pajang sampai pada berdirinya Mataram.
Setelah sultan pajang yaitu SULTAN HADI WIJOYO mangkat( Meninggal ) maka tahta kasultanan jatuh ketangan Pangeran Benowo. Namun dalam sidang keluarga/Kerabat Pajang yang dihadiri oleh Putra sendiri yaitu Pangeran Benowo dan Putra menantu yaitu ARYA PANGIRI serta guru besar Sultan hadi Wijoyo yaitu SUNAN KUDUS yang merupakan sesepuh dikasultanan Pajang. Dalam sidang itu diputuskan yang meneruskan tahta kasultanan Pajang adalah ARYA PANGIRI atau Adipati Demak yang berstates Putra Mantu, sedang Pangeran Benowo diberi jabatan baru yaitu sebagai adipati Jipang Panolan.
Disadari atau tidak keberhasilan yang didapat oleh Arya Pangiri adalah merupakan INTERVENSI terhadap keturunan sah Kasultanan Pajang yaitu Pangeran Benowo. Karena ia menggunakan nama dan juga kebesaran serta kharisma Sunan Kudus untuk menyingkirkan Pangeran Benowo dari tahta Kasultanan Pajang sebagai penerus yang sah.Namun dimanapun dan dengan jalan apapun kebenaran tetap akan menang.
Awan tebal makin menyelimuti Wilayah dan kasultanan Pajang.Karenasetelah Arya Pangiri menduduki tahta Kasultanan Pajang, para pembesar pajang mulai disingkirkan dan diganti oleh orang orang Demak.Karena hal tersebut maka banyak para mantan pembesar dan warga banyak yeng pindah ke Kadipaten Jipang Panolan mengabdi pada Pangeranbenowo.Kartena kehidupan di Kasultanan Pajang dibawah kepemimpinan Arya Panguiri makin tidak menentu.
Sementara diwilayah Jipang panolan desakan demi desakan terus mengalir kepada Pangeran Benowo untuk menyingkirkan Arya Pangiri dari dampar Kasultanan Pajang. Karena banyaknya desakan tersebut, maka Pangeran Benowo meminta pertimbangan kepada Kakandanya SUTOWIJOY0 atau( Panembahan Senopati )
yang isinya : Bila kakanda setuju, maka jalan terbaik dari jalan yang terjelek adalah merebut kembali tahta Kasultanan Pajang dari Tangan Arya Pangiri.
Akhirnya perebutan kekuasaanpun terjadi dan Kasultanan pajangpun dapat kembali ketangan Pangeran Benowo penerus sah kasultanan Pajang karena beliau adalah Putra tertua dari Sultan Hadi Wijoyo.Kini Kabut kelam telah sirna dari wilayah Pajang dan kini berganti dengan kecerahan yang amat sangat cerah secerah hati para penduduk dan masyarakat Kasultanan Pajang.
Sedangkan Arya Pangiri dikembalikan ke Demak beserta seluruh Keluarganya.Selanjutnya Pangeran Benowo kembali menduduki Tahta Kasultanan Pajang menggantikan ayahandanya Sultan Hadi Wijoyo. Namun belum sampai satu tahun Pangeran Benowo menduduki tahta Kasultanan Pajang, Pangeran Benowo pergi meninggalkan Kasultanan Pajang. Dan kepergianya itu tak tahu kemana rimbanya, sehingga kasultanan Pajang kembali kosong, Maka kasultanan Pajang diteruskan oleh adik Sutowijoyo yang bernama Gagak Bening atau Raden Tompe pada Th ( 1588–1591 ).Setelah itu digantikan oleh Putra Pangeran benowo yang bernama RIDIN SIDOWINI atau BENOWO PUTRA(1591–1617).Dengan setatus Adipati Pajang bukan Sultan Pajang.Setelah tahun 1617 Kasultanan Pajang sudah tidak ada lagi.
Maka atas ide dan strategi dari KI JURU MARTANI Senopati SUTOWIJOYO menamakan diri PANEMBAHAN SENOPATI ING ALOGO PANOTOGOMO sebagai raja Mataram pertama. Setelah menjabat sebagai raja langkah pertama yang beliau tempuh adalah mensejahterakan (Mengangkat derajat saudara saudaranya) Diantaranya :
Raden Tompe diganti Nama Kebesaran menjadi Pangeran Gagak Bening
Raden Santri diganti Nama Kebesaran menjadi Pangertan Singosari
Raden Jambu diganti Nama Kebesaran menjadi Pangeran Mangku Bumi
Termasuk keturunan dari Ki Penjawipun tak ketinggalan diangkat derajatnya mereka adalah :
Kembang joyo diganti Nama Kebesaran menjadi Pragolo pati
Raden Asnawi diganti Nama Kebesaran menjadi Kosimun Cokro Negoro
Yang selanjutnya diangkat menjadi ( Hakim/Pengulu ( LEBE ) Kerajaan Mataram pada waktu itu.yang bertugas memecahkan atau mengadili setiap permasalahan dilingkup istana ataupun yang datang dari pelosok penjuru Mataram yang dilaporkan sampai istana.
Sosok KOSIMUN COKRO NEGORO adalah seorang yang pendiam berwibawa,serta kharismatik dan tegas dalam bersikap. Biarpun sebagai pejabat keraton namun beliau tetap bersahaja, merakyat dan jauh dari sifat iri dengski, angkuh, sombong serta adigang adigong adiguna.
Sehingga beliau mendapat kepercayaan penuh dari Raja Mataram Panembahan Senopati.Dari sifat yang bersahaja dan merakyatnya itulah maka beliau mendapat tempat dihati para pembesar istana terlebih lebih dihati para rakyat di seluruh antero Mataram.
Sepeninggal Pangeran Benowo dari keratin pajang pada Tahun 1588 dan setelah PanembahanSenopati mengnagkat diri menjadi raja pada kerajaan mataram pada tahun 1617, Maka pada tahun 1627 Panembahan Senopati mengirim dua orang utusan untuk mencari dimana keberadaan Pangeran Benowo adiknya.
Dalam Babat tanah jawa dijelaskan bahwa mengenai dua orang utusan tersebut bertemu dengan seorang Pande besi yang berdiam ditengah hutan. Dan oleh dua utusan itu dikira orang tersebut adalah Pangeran Benowo, Namun dalam tulisan H.J De Graf Pande besi itu ternyata adalah Ky JEBENG PEGANDON Maka dikasihkanya Surat dari Panembahan Senopati tersebut Kepada Ky Jebeng. Setelah dibacanya surat tersebut maka kY Jebeng memberikan jawaban : Bawa pulang kembali surat ini aku tidak mau diundang dan aku tidak mau datang. Lagipula aku tidak mau mengabdi pada seorang raja.
Kemudian kedua utusan itu pulang sambil kembali membawa surat Panembahan Senopati itu.dan ternyata kedua utusan itu telah keliru memberikan surat tersebut.
Kemudian Panembahan Senopati mengutus kembali dua orang yang dalam keterangan Babat tanah jawi mereka adalah Raden Janbu dan Raden Asnawi (Pragolapati dan Kosimun Cokro Negoro ).
Yang tertulis dalam babat tanah jawi sebagai berikut :Lumakune utusan PANEMBAHAN SENOPATI ING ALOGO PANOTOGOMO ing mataram kang kapindo saperlu ngupadi oncating panguasa kasultanan pajang ( Pangeran benowo ) soko dampar kasultanan pajang kang tumuju ono ing alas paraan kang ancer ancere ing arah lor kulon.
Dalam perjalanan pencarian itu mereka singgah atau istirahat dibawah sebuah pohon yang sangat rindang dan condong ketengah jalan.Ternyata pohon itu konon daunanya banyak dijadikan obatpenyakit panas dan penyakit Muntaber oleh orang orang sekitar Dan banyak orang menyebutnya dengan pohon Kedawung.
Dan karena keberadaanya yang ditepi jalan yang ramai lalulalang para penduduk maka Kosimun Cokro Negoro berkata pada Adiknya Pragolapati “ Kelak pada akhir zaman tempat ini akan aku kasih nama DAWUNGSARI “ Yang berarti RAMAI /WARAS.Kemudian kedua utusan itu kembali melanjutkan perjalannanya mencari Pangeran Benowo.
Dari cerita tutur yang diriwayatkan oleh Sesepuh Desa Dawungsari makam yang berada di desa Dawungsari itu bukan Jasatnya akan tetapi sebuah peninggalan yaitu Sebuah Bungkul Theklek dan paseban atau Petilasan. Kemudian atas prakarsa Ky Muhtari petilasan itu kemudian di bangun seperti yang dapat kita lihat bersama sekarang ini, adapun Pembangunan itu dilakukan sekitar Tahun 1926.Makanya sampai sekarang dapat kita kenal bahwa yang Mbubak yoso Desa Dawungsari adalah KOSIMUN COKRO NEGORO.
Adapun terkenal dengan Sebutan Lebe Kedawung, Karena Pada waktu itu beliau menjabat sebagai Lebe/Pengulu di Keraton mataram.Kemudian dari cerita tutur juga di ceritakan bahwa Desa Dawungsari pada waktu itu tidaklah seluas sekarang.Karena Wilayah Dawungsari Pada waktu itu hanyalah Di Wilayah Krajan Dan sebagian tegalsari.Adapun Jonggolan dan Tegalsari sebagian pada waktu itu masuk wilayah Perboan kidul dibawah Komando Pangeran Jonggol, Beliau adalah pengawal Setia Panglima proboan dari mataram.
Kedua Tokoh Lurah Mintorejo Lura Mbah Waliyah sangat begitu mendambakan persatuan yaitu bersatunya para penduduk Desa Dawungsari dan Desa Jonggolan agar dapat hidup tentram dan makmur dalam satu desa yang kuat.
Dengan pemikiran dan pengorbanan yang besar dari para tokoh lurah dalam memperjuangkan Rakyatnya, mengingat pada saat itu dari masing-masing Desa areal sawahnya sangat tandus karena tidak adanya saluran pengairan untuk mengaliri sawah sebagai matapencaharian para petani untuk bercocok tanam padi sebagai makanan pokok disamping petani banyak sekali warganya yang bekerja sebagai pemelihara sapi, sehingga dari dulu desa ini dikenal dengan Gerobak. Sapinya yang digunakan sebagai armada angkutan barang.
Kemudian dengan berbagai pertimbangan dan alasan-alasan yang intinya adalah demi persatuan dan kemakmuran diantara dua desa :
Kemudian dua Tokoh Lurah mengadakan rembug bersama dan memutuskan bergabung untuk mewujutkan satu Desa yang kuat dan makmur, sehingga kurang lebih di tahun 1830 Lahirlah Nama Desa Dawungsari dengan meliputi wilayah, tiga dusun yaitu :
Lahirnya atau berdirinya Nama Desa Dawungsari mengandung arti yaitu dengan harapan kelak Desa Dawungsari menjadi desa yang terhormat dengan semua warga penduduknya dapat hidup makmur, sehat, dan berkecukupan, karena Nama Dawungsari mempunyai 2 arti kata yaitu : Dawung berarti waras atau sehat sedang sari berarti ramai atau makmur. Sehingga kelak diharapkan dapat menjadi Desa yang Kuat karena masyarakatnya semua sehat sehingga dapat menjapai kemakmuran hingga pada akhirnya menjadi Desa yang terhormat.
Dengan dibantu oleh segenap Pamong Deso yang ada pada saat itu, Mbah Lurah Tuwo yaitu sebutan dari beliau Lurah Mintorejo sangat banyak sekali yang telah dibangun yang menyangkut sarana pertanian dan penetapan blok-blok sawah beserta pembuatan saluran-saluran pertanian blok sawah yang ditetapkan :
Blok Mendung
Mbah Lurah Tuwo adalah Tokoh yang sangat arif dalam memimpin dan mengayomiwarganya beliau selalu baik tidak pernah menekan kepada warganya
ke - 3. Tirtorejo dari Dukuh Jonggolan orangnya sangat dikenal oleh warganya yaitu sebagai tokoh yang bijaksana dan tegas serta mempunyai semangat yang tinggi untuk dapat memajukan Desa Dawungsari. Sebagaimana yang didambakan oleh para tokoh yang lain atau sesepuh lurah dulu sebelum adanya penggabungan 2 Desa menjadi 1 Desa yaitu Desa Dawungsari.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Lurah Mbah Tir dengan dibantu oleh segenap Pamong Desa yang ada pada saat itu
Pemerintahan dan Pembangunan serta dalam memberikan pelayananya kepada warg masyarakat sangat baik sekali, mbah Tir sangat gigih dalam memperjuangkan rakyatnya didalam berbagai bidang; baik di bidang Pertanian maupun dalam bidang yang lain termasuk dalam Pembangunan Jalan Desa dan Saluran untuk sarana Pertanian
Mbah Tirtorejo memegang tampuk kepemimpinan Desa Dawungsari.sampai Pada tahun 1944 atau selama 30 tahun.
Bapak Lurah Rapingi banyak membawa perubahan untuk Desa Dawungsari termasuk bangunan Balai Desa Dawungsari yang dibangun pada tahun 1965 dan membangun SD Inpres pada tahun 1970. Maka mulai saat itu pendidikan mulai memiliki gedungpendidikan sendiri yang berada dilingkup wilayah Desa Dawungsari.
baikpembangunan Fisik maupun Non fisik termasuk Pernah menjadi juara I Lomba Desa baik ditingkat Kecamatan.Kabupaten Maupun tingkat Karesidenan dan Propinsi.
Bapak Suharno menjabat sebagai Kepala Desa Dawungsari tidak sampai akhir masa Jabatanya yaitu 8 tahun sesuai dengan peraturan daerah kab. Kendal.karena menderita penyakit dan akhirnya meninggal dunia pada tahun 1996
terlaksananya Pemilihan Gubernur dan Pemilihan Kepala Desa yang baru Bp Mokhid ini merupakan keturunan ke 5 dari Lurah/Demang dawungsari yang pertama yaitu Demang Mintorejo
Bp Istanto menjabat Kepala Desa Dawungsari merupakan hasil Pemilihan Kepala Desa yang dilaksanakan Pada Tanggal 26 Agustus 2013
Belum sampai selesai jabatan bapak setyono mengundurkan diri dari penjabat desa dawungsari dikarenakan ingin ikut pemilihan kepala desa di desa karangmulyo
Bapak KISWANTO Melaksanakan tugasnya sebagai PJ KADES DAWUNGSARI dengan baik sampai pelaksanaan pemilihan Kepala Desa Serentak kabupaten Kendal tahun 2020 termasuk Desa Dawungsari
Visi dan Misi Bp. Achmad isrofi adalah Dawungsari menuju “MASJID” , yang mana singkatan dari makmur, berkah, sehat, jaya, indah dan damai , Dengan harapan tercapainya Dawungsari yang sejahtera kedepanya.
NAMA-NAMA DEMANG/ LURAH/KEPALA DESA
SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA DAWUNGSARI
No |
PERIODE |
NAMA KEPALA DESA |
KETERANGAN
|
1 |
1830 s/d 1874 |
MINTOREJO |
|
2 |
1874 s/d 1914 |
NOTO SUKIR |
|
3 |
1914 s/d 1944 |
TIRTOREJO |
|
4 |
1944 s/d 1990 |
RAPINGI |
|
5 |
1990 s/d 1996 |
SUHARNO |
|
6 |
1996 s/d 1998 |
ABDUL KHOLIQ |
Penjabat KADES |
7 |
1998 s/d 2013 |
SUGIYONO |
|
8 |
1913 s/d 2013 |
M. MOKHID |
Penjabat KADES |
9 |
2019 s/d 2019 |
ISTANTO |
|
10 |
2019 s/d 2019 |
SETYONO |
Penjabat KADES |
11 |
2019 s/d 2019 |
KISWANTO |
Penjabat KADES |
12 |
2020 s/d Sekarang |
ACHMAD ISROFI |
|
SEKILAS KEGIATAN/PROGRAM KADESA
DESA DAWUNGSARI SEJAK AWAL BERDIRI SAMPAI SEKARANG
No |
PERIODE |
KEGIATAN PEMBANGUNAN
|
1 |
1830 s/d 1874 |
Membangun Dawungsari disegala bidang terutama terfokus dibidang pertanian dari pembagian blok sampai pada pembuatan berbagai saluran yang dibutuhkan untuk pengairan sawah selain itu juga pembuatan jalan dan saluran air yang ada ditengah pemukiman warga.
|
2 |
1874 s/d 1914 |
Melanjutkan pembangunan yang belum terselesaikan dan juga membenahi infrastruktur yang ada demi peningkatan penghasilan dan taraf hidup rakyatnya
|
3 |
1914 s/d 1944 |
Meningkatkan konsolidasi dan kerjasama antar Desa demi kemajuan Desa Dawungsari selain itu juga membangun jembatan penghubung antar Desa dan juga jalan diarea pertanian agar para petani dengan mudah mengangkut hasil panennya.
|
4 |
1944 s/d 1990 |
Dalam Era ini Pemerintahan kembali ke wilayah Krajan dan Desa Dawungsari semakin maju dan taraf hidup masyarakatnya juga mulai beranjak menbaik sampai dapat membangun sebuah kantor balai Desa dan gedung sekolah. Demi peningkatan SDM warganya.
|
5 |
1990 s/d 1996 |
Masih mengutamakan pendidikan dengan berhasil merintis pendidikan usia dini (TK) dan juga membangun gedungnya .juga pembangunan jalan desa mulai diperbaharui sesuai dengan keadaan jamanya. Aspal pun mulai masuk desa .Dan jembatan pun mulai mengggunakan jembatan beton.sehingga Dawungsari mulai di kenal diwilayah Kendal dan sekitarnya dengan menjuarai berbagai macam lomba desa baik ditingkat Kawedanan, Kabupaten bahkan tingkat Provinsi |
6 |
1996 s/d 1998 |
Karena dalam era ini Kepemimpinan dilanjutkan oleh PJ maka tidak terlalu signifikan hanya melanjutkan dan menyelesaikan semua program yang belum terealisasi |
7 |
1998 s/d 2013 |
Di era kepemimpinan Bapak Sugiyono pembangunan mulai merata segala sektor baik pertanian, pendidikan umum maupun agama gedung TPQ pun di bangun sehingga akhlaqul karimah juga diperhatikan. Sehingga dawungsari semakin melejit namanya sesuai dengan cita citanya |
8 |
2013 s/d 2013 |
Kemudian dilanjutkan Oleh PJ yang hanya dalam waktu kurang lebih 6 bulan maka hanya menjaga kesetabilan desa dan yang terpenting keamanan dan ketentraman tetap dalam suasaa kondusif biarpun ada berbagai acara pemilihan pemilihan
|
9 |
2013 s/d 2019 |
Dari sedikit demi sedikit membawa desa kearah yang lebih maju dengan mengacu pada visi dan misinya
|
10 |
2019 s/d 2019 |
Sebagai Penjabat Kepala Desa bertugas Mengantarkan Dawungsari ke pemilihan kades serentak kab. Kendal tahun 2020 |
12 |
2020 s/d Skarang |
Dengan Visi Misi Dawungsari menuju “MASJID” ingin membangun Desa Dawungsari yang lebih Makmur, Berkah, Sehat, Jaya, Indah, dan Damai |
DAFTAR PUSTAKA
Dalam penyusunan sejarah atau silsilah desa ini tidak lepas dari yang namanya babad, cerita tutur, dan berbagai sumber buku atau pustaka yang ada dan berkaitan dengan waktu dan kejadian atau peristiwa dimasa yang telah lampau.
Dalam penyusunan sejarah atau asal mula Desa Dawunghsari Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal ini berdasar pada :