Desa Gebang sudah ada sejak jaman Kasultanan Pajang yang dipimpin oleh Sultan Hadi Wijajaya/Joko Tingkir, Menurut cerita rakyat lahirnya Desa Gebang berawal dari kisah seorang yang bernama Onggorese yang berasal dari Tegolayang yang sekarang menjadi Wilayah Desa Tegorejo, Dia (Onggorese) adalah seorang yang disegani dan berwibawa sehingga apapun perkataan dan perbuatannya selalu tidak ada orang yang berani menentangnya, dan pada suatu waktu Onggorese mengutus seorang Kyai bernama Kyai Gebang untuk melamarkan seorang Gadis benama Wulandari, namun yang namanya manusia mudah tergoda oleh dunia yaitu melihat kecantikan dan kemolekan Wulandari hati Seorang Kyai Gebang langsung luluh dan dalam hatinya dia berkata “alangkah bahagianya aku jika bisa menyuntingnya untuk menjadi istriku“ sehingga maksudnya yang semula Dia diutus Onggorese untuk melamarkan Wulandari pada akhirnya justru wulandari dilamar sendiri oleh Kyai Gebang.
Setelah menunggu begitu lama dan hati yang berdebar-debar karena dalam hati Onggorese bercampur perasaan suka dan kecewa, suka kalau lamarannya diterima kecewa kalau lamarannya ditolak, namun apa yang ditunggu–tunggu ternyata tidak datang jua sehingga dengan hati yang kesal dia (Onggorese) bersama lima orang anak buahnya mencari Kyai Gebang kesana kemari, dan pada akhirnya Onggorese bertemu dengan Kyai Gebang sebuah hutan disebelah barat Kali Blukar, Onggorese pun langsung menanyakan kabar tentang bagaimana lamarannya diterima atau tidak oleh Wulandari, dengan kata terbata–bata Kyai Gebang menjawab kalau Wulandari telah menjadi istrinya, alangkah terkejutnya Onggorese mendengar jawaban dari Kyai Gebang seketika itu juga Onggorese langsung naik pitam seraya mengucapkan kata “ Bukanlah kamu seorang manusia melainkan sebuah pohon“ dan karena ucapan seorang yang sakti seketika itu juga tubuh Kyai Gebang langsung berubah wujud mejadi sebuah Pohon dan karena pohon itu adalah Kyai Gebang maka oleh Onggorese dinamakan Pohon Gebang, setelah itu Onggorese pun pergi sambil berkata kepada anak buahnya bahwa wilayah disekitar pohon Gebang ini kunamakan Desa Gebang.
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda Desa Gebang pernah pecah menjadi dua dengan nama Desa Gebang Barat dan Desa Gebang Timur, namun setelah berakhirnya masa pemerintahan Kolonial Belanda Desa Gebang menjadi satu kembali dengan satu Lurah atau Kades menjadi Desa Gebang.