SEJARAH SINGKAT DESA PAGERDAWUNG
Asal Pemberian nama Pagerdawung sendiri menurut berbagai keterangan, erat kaitannya dengan keberadaan sebuah peninggalan yaitu Pagar Kayu (pembatas wilayah), Pagar Kayu tersebut terbuat dari Kayu Kedawung yang dibuat oleh Warga Pribumi pada masa jaman penjajahan Belanda guna untuk membatasi (secara spiritual) agar wilayahnya aman tidak bisa dimasuki dan tidak bisa dijajah oleh Belanda, sehingga pada saat semua warga berkumpul untuk menetapkan nama desa, ada seseorang yang mengusulkan nama Pagerdawung. Pager berasal dari kata arti (bahasa jawanya) Pagar, dan kata Dawung berasal dari nama Kayu Kedawung, Sehingga disepakati dengan nama Pagerdawung.
Jaman majapahit mengutus salah satu punggawanya bernama Mbah Nurkalim untuk berperang ke batavia agar tidak ketahuan Belanda beliau menancapkan pohon kedawung di 4 Penjuru Desa sebagai pagar gaib. Petilasan beliau disinyalir berada di area pesawahan yg sekarang menjadi bengkok kepala desa blok sejombor, dari situlah ditengarai sebagai cikal bakal nama Pagerdawung.
Selanjutnya para sesepuh dan semua warga berkumpul untuk melaksanakan peresmian desa. peresmian pun dilakukan dengan mengambil tempat di lahan berdirinya Pagar Kayu (pembatas wilayah). Sambil membaca doa menghadap ke sebelah barat sisi Pagar Kayu (pembatas wilayah) tokoh sesepuh menutup acara peresmian desa. kemudian dinyatakan sebagai berdirinya desa Pagerdawung.
Pada hari selanjutnya dilakukanlah pembagian tanah desa, dimulai dengan membagi-bagi tanah pekarangan untuk membuat rumah dan bangunan umum. Tanah untuk balai desa dan halaman untuk sekolah ditetapkan pertama kali, sedangkan tanah diseberang jalan dan sebelah sungai lokasi utara untuk dibangun masjid, dan selanjutnya dilaksanakan pematokan pembagian 3 wilayah Dusun yaitu : Dawung, Dermani dan Glagah disertai penentuan untuk lokasi musholla masing-masing wilayah.
Adapun jabatan kepala desa ataupun lurah Desa Pagerdawung dari masa kemasa :
1. Mbah Nurkalim (Masa Penjajahan Belanda)
2. Sebelum Tahun 1944 Bapak Ahmad
3. Tahun 1944 - 1968 Bapak Ngaluwih
4. Tahun 1969 - 1971 Bapak Sutoyo
5. Tahun 1971 - 1988 Bapak Sugiyono PW
6. Tahun 1989 - 1999 Bapak Misdi
7. Tahun 2000 - 2008 Bapak Suratman
8. Tahun 2009 - 2013 Bapak Kunaryo
9. Tahun 2014 - 2019 Bapak Sunaryo
10. Tahun 2020 - Sekarang Bapak Wahyu Ariyanto, S.E