Berdasarkan cerita penggalan-penggalan Sejarah yang diceritakan oleh Sesepuh Masyarakat Desa Kliris berhasil dirangkum Cerita Sejarah singkat. Sesungguhnya Desa Kliris berasal dari kata "TIRIS" yang dilambangkan di Makam SOKORINI, ada sebuah batu berlambang (gumukan kecil) yang konon dulunya bisa memancarkan air, dalam bahasa Jawa dinamakan "TIRIS" dan dari pancaran air tersebut dipercaya bisa memakmurkan suatu Wilayah, contoh apabila air tersebut memancar kearah Utara maka Wilayah itu akan menjadi makmur dan seterusnya. Disamping "TIRIS" didekatnya ada seperangkat alat Gamelan, konon kabarnya bilamana alat tersebut mau dipinjam oleh Masyarakat harus dengan cara selamatan di Makam tersebut, maka peralatan tersebut akan muncul dan sekarang tinggal puing-puing yang berupa batu.
Waktu itu Jabatan Pimpinan Desa Kliris dipegang oleh seorang Demang yang bernama Demang UMBUL, setelah Demang UMBUL meninggal mulailah Desa Kliris dipimpin oleh seorang Kepala Desa yaitu Bapak SOETARJO mulai Tahun 1938 sampai Tahun 1952, kemudian digantikan Bapak MERU SAMMUSI mulai Tahun 1952 sampai Tahun 1960, dan digantikan lagi oleh Bapak SUKARDI ADMOWIYOTO mulai Tahun 1960 sampai Tahun 1982. Sejak kepemimpinan Bapak SUKARDI Desa Kliris mulai mengadakan pembenahan khususnya dibidang Pembangunan bahkan Beliau merelakan Harta benda pribadi untuk tercapainya pembangunan Desa Kliris.
Pada Tahun 1982 Kepala Desa Kliris diJabat oleh Ibu HARTINI S yang Administrasinya mengikuti Desa Kliris pada era sebelumnya. Pada Tahun 1990 diadakan pemilihan Kepala Desa dan yang dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Desa Kliris adalah Bapak KISWANTO sampai Tahun 1998, yang selanjutnya dijabat oleh Ibu HARTINI S (1998-2007), pada Tahun 2007 digantikan oleh Bapak HARSONO (2007-2013), Tahun (2013-sekarang) Bapak HARSONO sebagai Kepala Desa terpilih. pada tahun 2020 - sekarang Ibu DWI MAYANTI INTANSIH terpilih sebagai Kepala Desa Kliris.